Detail Penelitian

REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATU BARA UNTUK MENGEMBALIKAN KESUBURAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN UNTUK PRODUKSI TERNAK SAPI POTONG


by Admin | 15 jam yang lalu | 221 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti DR. EVITAYANI, S.Pt.,MAgr
Judul Penelitian REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATU BARA UNTUK MENGEMBALIKAN KESUBURAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN UNTUK PRODUKSI TERNAK SAPI POTONG
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Terapan
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Dalam Proses

Abstrak


Reklamasi sebagai usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Lahan bekas tambang batubara sangat miskin akan unsur hara sehingga sangat sulit untuk dijadikan lahan pertanian. Upaya pengelolaan perlu dipadukan dengan sentuhan bioteknologi berupa bakteri ataupun cendawan yang di bantu dengan pemupukan . Selain bakteri, cendawan mikoriza sangat mutlak diperlukan pada lahan-lahan bekas tambang. Kemampuan cendawan mikoriza tidak hanya terbatas pada peningkatan solibilitas mineral dan memperbaiki absorbsi nutrisi tanaman (terutama fosfat) dan membantu perpanjangan hypa akar melalui pemupukan. Sehingga diharapkan rumput potong sebagai pakan ternak sapi dapat membantu meningkatkan produktivitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai gizi rumput Gajah untuk menyelamatkan lahan – lahan kritis serta penyediaan hijauan makanan ternak berkualitas yang ketersediaannya yang semakin berkurang akibat alih fungsi. Penelitian ini di lakukan selama 3 tahun dan terdiri atas 4 tahap. Pada tahun pertama telah dilakukan pembukaan lahan seluas 1000 meter yang siap di tanami Rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang diberikan teknologi bakteri CMA glomus manihottis. Selanjutnya dilakukan penelitian secara in vitro . Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 macam perlakuan dan 4 ulangan (kelompok). Bertidak sebagai kelompok adalah kemiringan lahan. CMA akan diinokulasi dengan dosis 10 gram/rumpun, sedangkan pupuk N, P, dan K akan diberikan pada dosis 100 %, 75 %, 50 %, dan 25 % dari yang direkomendasikan. A = 100 % pupuk N, P, dan K tanpa CMA, B = 100 % pupuk N, P, dan K + CMA Glomus manihotis ,C = 75 % pupuk N, P, dan K + CMA Glomus manihotis, D = 50 % pupuk N, P, dan K + CMA Glomus manihotis dan E = 25 % pupuk N, P, dan K + CMA Glomus manihotis. Penelitian in vitro meliputi: (1) analisa kandungan bahan pakan dan kecernaan Bahan kering . Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap Kecernaan Bahan Kering Rumput Gajah cv. Taiwan berkisar 52.43 (A) – 57.70 % (C), Bahan Organik 51.12 (A) – 55.48 % (C). serta protein kasar Protein Kasar antara 65.38 (B) – 70.69 % (E) . Hasil analisa kandungan fraksi serat berkisar antara untuk kecernaan NDF 60.40 (A) – 63.56% (E), ADF berkisar antara 50.26 (A) – 53.81% (E) dan cellulosa berkisar antara 50.50 (A) – 55.19% (E), Hemiselulosa berkisar antara 75.32 (C) – 79.70% (D) . Sedangkan (3) analisa karakteristik cairan rumen rataan pH cairan rumen yang diperoleh dari masing-masing perlakuan berkisar antara 6,71 (E) sampai 6,84. (A) rataan konsentrasi N-NH3 cairan rumen sebagai hasil fermentasi protein kasar dari rumput Gajah cv. Taiwan berkisar antara 15,35 mg/100 ml (D) sampai 16,41 mg/100 ml (E). rataan produksi VFA cairan rumen yang diperoleh dari masing-masing perlakuan berkisar antara 135,90 mM (A) sampai 145.20 mM (E). Hasil dari produksi gas berkisar dari 34.40 (A) – 40.42(ml/200 mg BK) (E) dan Metabolisme Energi (ME) berkisar dari 8.04 (A) – 84.06 MJ/Kg BK (E). Oleh sebab itu dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian 25 % pupuk N, P, dan K + CMA Glomus manihotis 10 gram adalah yang terbaik terhadap terhadap Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein kasar. Diharapkan hasil penelitian ini memperoleh metode terbaik pemanfaatan lahan bekas tambang batu bara untuk pakan ternak ruminansia dalam rangka menunjang produktivitas dan dapat mencapai Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2024

Link Terkait