MELACAK DAMPAK ERUPSI G. MANINJAU 52 ky SECARA GEOPEDOMETRIK DAN KOMPARASINYA DENGAN MATERIAL ERUPSI G. MARAPI TERBARU 14 JUNI 2017
Peneliti | Prof. Dr. Ir. Dian Fiantis, M.Sc |
Judul Penelitian | MELACAK DAMPAK ERUPSI G. MANINJAU 52 ky SECARA GEOPEDOMETRIK DAN KOMPARASINYA DENGAN MATERIAL ERUPSI G. MARAPI TERBARU 14 JUNI 2017 |
Tahun penelitian | 2018 |
Jenis Penelitian | Riset Terapan |
Lokasi Penelitian | Maninjau, Agam, Sumatera Barat |
Status Penelitian | Sudah Selesai |
Abstrak
Indonesia adalah negara yang mempunyai indeks erupsi gunung api tertinggi di dunia yang berasal dari 129 gunung api aktif dan tersebar di berbagai gugus kepulauan Indonesia kecuali Kalimantan. Hampir tiap tahun terjadi erupsi gunung api yang mengeluarkan material padatan dengan berbagai ukuran, ukuran terkecil (< 2mm) disebut abu vulkanis. Butiran halus abu vulkanis ini merupakan material yang bisa berdampak negatif (bencana) dalam jangka pendek atau positif (manfaat) dalam jangka menengah atau panjang terhadap lingkungan biotik dan abiotik yang terdampak bencana erupsi gunung api. Proposal penelitian ini akan mengkaji dampak dari erupsi G. Maninjau yang terjadi sekitar 52±3 ribu tahun yang lalu terhadap tanah dan akan dikomparasi dengan material hasil erupsi G. Marapi terbaru yang terjadi dari tanggal 14-16 Juni 2017 dengan menggunakan pendekatan Geopedometrik. Pendekatan Geopedometrik merupakan pengembangan dari konsep Pedometrik. Pendekatan Pedometrik mengaplikasikan metoda matematik dan statistik untuk meneliti distribusi, karakterisasi dan proses pembentukan tanah secara kuantitatif. Ilmu Pedometrik ini masih tergolong baru, dikembangkan 25 tahun yang lalu. Dengan menambahkan karakteristik dari abu vulkanis yang merupakan produk geologi, maka akan dicoba untuk mengkombinasikan karakteristik abu vulkanis dan tanah sehingga melahirkan konsep Geopedometrik. Dengan menggunakan konsep ini, maka akan didapatkan model pelapukan abu vulkanis dan dampaknya terhadap tanah setelah tertimbun abu vulkanis. Ketika abu vulkanis melapuk terjadi pelepasan unsur-unsur hara dari mineral primer yang menjadi komponen utama penyusun abu vulkanis. Terlepasnya unsur hara ini akan meningkatkan kesuburan tanah pada satu sisi dan terjadi perubahan wujud dari mineral primer menjadi mineral sekunder. Sebelumnya, proses ini dikaji secara kualitatif dan melalui penelitian ini akan ditingkatkan menjadi pendekatan kuantitatif agar didapatkan penilaian yang lebih terukur dan objektif. Pendekatan kuantitatif akan memanfatkan model atau persamaan matematik dan statistik yang ada di ilmu tanah dan geologi dan akan diproses menggunakan perangkat lunak matematik dan statistik. Pada akhir penelitian diharapkan sudah ada model untuk memprediksi evolusi dari material vulkanis sampai tanah terbentuk, pemulihan tanah dan relasinya dengan pembentukan landskap. Penelitian direncanakan selama 3 (tiga) tahun yang meliputi penelitian lapangan, percobaan dan analisis di laboratorium, analisis dan pemodelan data serta pengembangan informasi data spasial. Penelitian lapangan meliputi kawasan seluas 1420 km2 yang diperkirakan terdampak dari letusan G. Maninjau. Telah dilakukan survei dan pengambilan sampel tanah dan material geologi yang ada dibawahnya secara seksama sehingga dapat menjadi pewakil dari keseluruhan lokasi. Ada sekitar 149 lokasi pengambilan sample tanah dengan pengeboran yang dipilih secara acak dan 20 untuk profil tanah masing-masing 5 dari sisi Utara, Selatan, Barat dan timur serta 25 lokasi untuk pumis material erupsi Maninjau dan tersebar merata pada kawasan yang terdampak erupsi G. Maninjau berdasarkan peta Geologi yang tersedia. Disetiap lokasi dibuat lubang profil dengan dimensi 1 m x 1 m x 2 m (panjang x lebar x tinggi) atau sampai dijumpai deposit material erupsi G. Maninjau dibawah tanahnya. Pada setiap lokasi pengambilan sampel ditandai posisinya secara geografis dengan menggunakan GPS agar nanti bisa dibuatkan sebaran data dan informasi spasialnya. Untuk bisa tercapainya tujuan penelitian akan dilakukan analisis sifat fisika, kimia dan mineralogi tanah dan material vulkanis di laboratorium yang ada di Jurusan Tanah Unand dan untuk alat khusus seperti alat XRF, FTIR, CNS analyzer akan dilaksanakan di laboratorium Tanah yang dimiliki The University of Sydney Australia dan XRD di laboratorium Geology Ghent University, Belgium. Metoda yang digunakan ditiap analisis sesuai protocol standar untuk setiap analisis. Setelah data didapat maka dilakukan analisis matematika dan statistik dengan perangkat lunak SAS/JMP dan GIS yang lisensinya dimiliki laboratorium Tanah Sydney University. Kami yakin dapat menghasilkan luaran penelitian berkualitas tinggi, target ada 5 artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal beruputasi Q1 dan Q2, 1 buku ajar dan 2 bahan ajar. Tahun 2016 selama 3 bulan peneliti utama (Dian Fiantis) diundang ke Sydney University untuk mengikuti program Sabbatical dan mendapatkan Sydney Southeast Asian Award sebagai visiting Professor. Tahun 2017 Sydney University mengangkat peneliti utama sebagai an honorary Professor di School of Agriculture and Environment dan 2018 Di Faculty of Science Sydney University