Detail Penelitian

Evaluasi produksi Padi Gogo lokal kalimantan, Varietas unggul baru dan tipe baru terhadap penggunaan air


by Admin | 1 hari yang lalu | 182 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti ARIES KUSUMAWATI, SP, MSi
Judul Penelitian Evaluasi produksi Padi Gogo lokal kalimantan, Varietas unggul baru dan tipe baru terhadap penggunaan air
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Terapan
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Sudah Selesai

Abstrak


Fenomena perubahan iklim global yang berdampak pada produksi tanaman pertanian, khusunya tanaman padi, tentunya akan berdampak pula terhadap produktifitas tanaman padi. Menurut Irawan, 2014 sampai saat ini produktivitas padi masih disumbang oleh padi sawah sebsesar 95% produksi padi nasional merupakan padi sawah dan 5% sisanya merupakan padi gogo atau padi lahan kering. Pengembangan padi gogo untuk menjawab kendala permasalahan pengairan padi sawah masih terbuka lebar dan berpeluang untuk kondisi pengairan yang sulit ketika kekeringan dan tidak adanya irigasi. Permintaan air untuk berbagai keperluan pada tahun 2020 diperkirakan 18% dari total air tersedia, sebagian besar (66%) untuk irigasi, sisanya 17% untuk rumah tangga, 7% untuk perkotaan, dan 9% untuk industri. Namun dilihat dan rasio permintaan dan ketersediaan air, Pulau Jawa yang memiliki rasio kurang dari 40% kemungkinan akan mengalami kekurangan air. Pada tahun-tahun mendatang peranan padi gogo dalam penyediaan gabah nasional menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena semakin berkurangnya areal persawahan dan irigasi. dan adanya indikasi pelandaian peningkatan laju produksi padi sawah, sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi. Pertumbuhan produksi padi gogo yang relatif tinggi pada tahun 2010-2013 (5,44 %/tahun) menyebabkan padi gogo memiliki peranan yang semakin penting dalam penyediaan beras nasional, dan dapat dikatakan sebagai sumber pertumbuhan baru bagi produksi padi nasional. Pengelolaan budidaya padi gogo lokal sampai saat ini masih mempunyai masalah yang kompleks beberapa diantaranya masih banyak belum disentuh teknologi karena budidaya umumnya masih dilakukan secara tradisional Hasil penelitian ini telah mendapatkan informasi perbedaan jarak tanam (kerapatan/populasi tanaman) ternyata memberikan pengaruh terhadap jumlah anakan, panjang malai, bobot gabah dan ubinan. Hasil gabah terbaik terdapat pada populasi tanaman 250000 yaitu 4.27 ton ha-1 sedangkan untuk populasi tanaman 167000 yaitu 3.36 ton ha-1 dan populasi tanaman 125000 yaitu 3.27 ton ha-1. Hasil penelitian ini telah dipresentasikan pada Seminar Internasional Biodiversitas di Bogor 29 September 2018 dan akan dipublikasikan pada Jurnal Biodiversitas. Berdasarkan tahapan penelitian keseluruhan untuk disertasi maka diharapkan studi S3 sudah bisa diselesaikan tahun 2019.

Link Terkait