Perbaikan teknologi budidaya pisang untuk meningkatkan produktivitas > 20 ton/ha di lokasi pengembangan kawasan pisang (Lampung dan Kalimantan Timur)
Peneliti | Ir. Irwan Muas, MP |
Judul Penelitian | Perbaikan teknologi budidaya pisang untuk meningkatkan produktivitas > 20 ton/ha di lokasi pengembangan kawasan pisang (Lampung dan Kalimantan Timur) |
Tahun penelitian | 2011 |
Jenis Penelitian | Riset Terapan |
Lokasi Penelitian | Sumatera Barat dan Jawa Barat |
Status Penelitian | Sudah Selesai |
Abstrak
Pisang merupakan komoditi buah yang cukup penting peranannya dalam perekonomian nasional. Pengembangan komoditi ini diarahkan pada kawasan yang umumnya ditempati oleh lahan marginal. Tujuan penelitian ini dalam jangka pendek adalah:1). Mendapatkan teknologi perbanyakan benih pisang yang murah 2). Mendapatkan komponen teknologi budidaya pisang dengan memanfaatkan agen hayati dan pemupukan untuk meningkatkan produktivitas > 20 ton/ha di lokasi pengembangan kawasan pisang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari hingga Desember 2011 di Sumatera Barat, Lampung dan Kalimantan Timur. Penelitian ini terdiri dari 3 kegiatan. Kegiatan pertama adalah Peningkatan mutu dan produksi pisang kepok dengan aplikasi fungi mikoriza arbuskula dan pupuk kalium. Kegiatan kedua adalah efek pemberian kapur terhadap pertumbuhan dan produksi dua varietas pisang bermikoriza pada lahan marjinal di wilayah pengembangan pisang. Kegiatan ketiga adalah Optimalisasi pemacuan mata tunas bonggol melalui perbanyakan secara semi konvensional. Hasil penelitian untuk kegiatan pertama menunjukkan bahwa aplikasi fungi mikoriza arbuskula dan pupuk kalium memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan pisang kepok (tinggi tanaman). Saat keluar jantung tidak dipengaruhi oleh aplikasi FMA, tetapi ada kecendrungan dipengaruhi oleh takaran pupuk kalium. Pada kegiatan Efek pemberian kapur terhadap pertumbuhan dan produksi dua varietas pisang bermikoriza pada lahan marjinal di wilayah pengembangan pisang, perlakuan yang diberikan belum menunjukkan pengaruh terhadap parameter pengamatan pertumbuhan tanaman (tanaman baru berumur 3 bulan). Pada kegiatan optimalisasi pemacuan mata tunas bonggol, jumlah tunas yang tumbuh dari pisang barangan lebih banyak dibanding dengan pisang kepok, sedangkan aplikasi ZPT (BAP), belum menunjukkan pengaruh yang nyata pada generasi pertama. Sedangkan pada generasi kedua, aplikasi BAP terlihat menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tunas. Blok pohon induk pisang di Kalimantan Timur, sudah dapat terbentuk dan terawat dengan baik seluas lebih kurang 1 hektar. Blok pohon induk ini dibangun pada dua lokasi, yaitu pada lahan petani di desa Muara Badak dan di kebun BBI hortikultura Provinsi Kalimantan Timur. Pisang yang ditanam terdiri dari empat varietas, yaitu ketan, kepok tanjung, raja kinalun dan barangan.