Detail Penelitian

Potensi dan Pemanfaatan Daun Teh (Camellia sinensis) Terbuang dalam Ransum Ayam Petelur


by Admin | 1 hari yang lalu | 242 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti Prof. Dr. Ir. Yose Rizal, M. Sc
Judul Penelitian Potensi dan Pemanfaatan Daun Teh (Camellia sinensis) Terbuang dalam Ransum Ayam Petelur
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Terapan
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Dalam Proses

Abstrak


Penelitian penggunaan ampas teh sisa pabrik minuman sudah banyak dilakukan untuk pakan ternak seperti untuk tikus, kelinci dan ayam broiler. Pemanfaatan daun teh sisa pabrik ini terkendala oleh adanya zat anti nutirisi yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu diolah terlebih dahulu sebelum diberikan pada ternak. Metode yang digunakan yaitu merendam dengan air untuk menurunan zat anti nutrisi (tannin dan kafein) dan memfermentasi dengan Aspergillus ficuum untuk meningkatkan kecernaan daun teh. Penelitian tetang potensi dan pemanfaatan daun teh terbuang dari peremajaan teh belum pernah dilakukan. Oleh karena itu akan dilakukan serangkaian penelitian dengan tujuan untuk mengetahui potensi, pengolahan dan pemanfaatan daun teh terbuang dalam ransum ayam petelur. Penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu: Tahap 1: untuk mengetahui potensi dan pengolahan daun teh terbuang di perkebunan teh Sumatera Barat. Pelaksanaan penelitian potensi yaitu melalui ‘survey’ lapangan guna mengumpulkan data luas area perkebunan teh Sumatera Barat, produksi daun teh yang terbuang, dan siklus pemangkasan dengan metode observasi di lapangan dan penggunaan data sekunder. Tahap 2 yaitu pengolahan daun teh, terdiri dari 3 percobaan. Percobaan 1: pengolahan daun teh terbuang melalui perendaman untuk menurunkan zat anti nutrisi (tannin dan kafein) melalui perendaman menggunakan air biasa dan air panas pada lama perendaman yang berbeda (0, 6, 12, 18 dan 24 jam). Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 5 dengan 3 ulangan. Peubah yang diamati: kandungan tannin, bahan kering, bahan organik, protein kasar dan serat kasar.: Penelitian tahap 2 terdiri dari dua percobaan yaitu: Percobaan 2: Daun teh hasil penelitian terbaik pada percobaan perendaman tahap I dicampur dengan dedak padi sebagai sumber carbon dengan perlakuan (100 % daun teh, 70 % : 30 %, 75 % : 25 %, 80 % : 20 %, 85 % : 15 %) lalu difermentasi dengan Aspergillus ficuum pada dosis 0,5 % dan lama fermentasi 4 hari. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Peubah yang akan diamati: protein kasar, serat kasar, tannin dan kafein. Percobaan 3: Hasil terbaik pada percobaan 1 akan difermentasi untuk mendapatkan level Aspergillus ficuum dan lama fermentasi. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 4 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu dosis Aspergillus ficuum (0,3 %, 0,5 %, dan 0,7%) dan lama fermentasi (4, 5, 6, dan 7 hari). Peubah yang akan diamati: protein kasar, serat kasar, tannin dan kafein. Hasil terbaik dari percobaan 2 akan ditentukan kandungan protein kasar, serat kasar, lemak kasar, Ca, P, asam-asam amino, retensi nitrogen, kecernaan serat kasar, dan energi termetabolisnya. Tahap 3: feeding trial menggunakan daun teh fermentasi (DTF) terbaik dengan level 0, 3, 6, 9 dan 12 % sebagai campuran ransum ayam petelur periode bertelur. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan (level DTF) dan 4 ulangan. Peubah yang akan diamati: konsumsi ransum (g/ekor/hari), produksi massa telur (g/ekor/hari), efesiensi penggunaan ransum, produksi telur harian, berat telur/butir, kualitas telur (warna kuning telur dan kolesterol kuning telur). Penelitian tahap 1 telah selesai dilakukan yaitu survey lapangan: hasil survey lapangan, luas data yang diperoleh untuk perkebunan teh di Sumatera Barat mencapai 4.246,6 ha yang terdiri dari dua perusahaan yaitu PTP N 6 Persero Unit Danau Kembar dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dan perkebunan the milik pribadi. Dari luas lahan yang diperoleh maka didapatkan dihitung berapa produksi daun teh yang tidak termanfaatkan yaitu 25.308,28 ton / tahun. Hal tersebut sangat berpotensi apabila nantinya dapat digunakan sebagai campuran pakan konsentrat ayam petelur. Hasil pengolahan daun teh dalam menurunkan faktor pembatas pakan belum 100% dilakukan oleh sebab itu belum dapat dilaporkan akan tetapi sudah dilakukan beberapa step yang nanti dapat menggambarkan hasil yang diperoleh. Penelitian tahap 2: percobaan I dan II pengolahan daun teh dengan cara perendaman dan pembuatan inokulum fermentasi telah selesai dilakukan dengan hasil pengolahan terbaik yaitu dengan perendaman menggunakan air panas selam 12 jam, dengan hasil tannin 4.23%, bahan kering 93.06%, bahan organik 86.59%, protein kasar 18.90% dan serat kasar 18.27%. sedangkan untuk percobaan II hasil terbaik adalah imbangan dedak padi dan daun teh (90%:10%) dengan lama fermentasi 9 hari.

Link Terkait