Detail Penelitian

MODEL PENGELOLAAN HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BERBASIS GIS: STUDI DAS BATANG AIR DINGIN KOTA PADANG


by Admin | 7 jam yang lalu | 527 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti Elvi Roza Syofyan, ST.,MPSDA
Judul Penelitian MODEL PENGELOLAAN HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BERBASIS GIS: STUDI DAS BATANG AIR DINGIN KOTA PADANG
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Murni
Lokasi Penelitian Sumbar
Status Penelitian Sudah Selesai

Abstrak


DAS Air Dingin terletak di Kota Padang, Sumatera Barat Dengan luas DAS sebesar 97.54 km2. Perubahan tata guna lahan di DAS Air Dingin dalam dua sekade terkhir terjadi karena pengembangan lingkungan, ekonomi dan sosial yang tidak sesuai dengan konservasi DAS dan isu tsunami pada tahun 2004 akibat gempa bumi. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dapat menimbulkan dampak bagi ekosistem darat dan tatanan air DAS Air Dingin. Terlihat dari banjir yang terjadi maret 2016 lalu, banjir melanda Kota Padang dan yang paling parah terjadi pada kecamatan Koto Tangah. Kondisi demikian dipengaruhi oleh aktivitas yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur seperti (pemukiman, perdagangan, perkantoran, pendidikan, rekreasi, industri) dan sistem pengembangan lahan seperti (pertanian, hutan, area terbangun sistem lingkungan) serta fasilitas penunjang lainnya yang menyebabkan perubahan fungsi lahan. Penelitian dilaksanakan dengan mengidentifikasi polajaringan sungai, karakter hidrologi, morfologi sungai, dan perubahan tata guna lahan. Jaringan sungai dianalisa dengan Digital Elevation Model (DEM) dari ASTER GDEM dengan resolusi 30 m dan dibandingkan akurasinya dengan peta Quickbird (resolusi 0.60 m dari Bappeda Padang) dan peta Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) digital Provinsi Sumatera Barat. Tata guna lahan dianalisa dari data satelit Landsat GLCC (Global Land Cover Changes) dengan resolusi 500 m dan dari peta RTRW Provinsi Sumatera Barat. Untuk menganalisa kondisi hidrologi DAS, dilakukan analisa kondisi limpasan permukaan yaitu dengan metode hidrograf satuan sintetik (HSS) seperti HSS-SCS (Soil Conservation Services) dengan menggunakan aplikasi HEC-HMS 4.0. Metode hidrograf satuan sintetis dimungkinan menghasilkan debit puncak yang mendekati debit puncak pengamatan karena faktor-faktor yang mempengaruhi debit limpasan diperhitungkan lebih detail dengan mempertimbangkan kondisi tanah dalam menentukan CN (Curve Number). Selanjutnya profil muka air pada potongan melintang sungai dan kondisi-kondisi hidraulis aliran dapat dilihat dengan simulasi HEC-RAS Versi 5.0.3. Dengan kondisi pertemuan sungai yang berbeda-beda dan debit yang belum terkontrol maka bentuk pencegahan bibir sungai perlu diperhatikan pada DAS air Dingin untuk menghindari terjadinya longsor dan banjir bandang yang membawa debris.

Link Terkait