Abstrak

---

Sebagai negara penghasil Kelapa Sawit dapat merasakan prospek pasar yang cukup menjanjikan sehingga daya saing yang dimiliki dalam perdagangan internasional telah berhasil menjadikan Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Dilain pihak bermunculan pula kampanye negatif yang menuduh bahwa perkebunan kelapa sawit adalah merusak lingkungan. Disamping itu pasar terbesar kedua bagi ekspor CPO adalah Uni Eropa yang menerapkan kebijakan khusus bagi CPO harus mendapat sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Kebijakan sertifikasi RSPO ini berlaku bagi negara penghasil kelapa sawit seperti Malaysia, Brazil dan Indonesia. RSPO adalah program sukarela. Oleh karenanya, sangatlah tepat pemerintah terus menerus mengkampanyekan program wajib bagi perkebunan sawit yaitu Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), yang dapat menepis tekanan kampanye negatif. ISPO bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya memproduksi kelapa sawit berkelanjutan dan meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya saing harga sawit di pasaran dunia dengan cara pembuatan plot permanen sebagai tolak ukur dalam melakukan pemantauan dan pengelolaan keanekaragaman hayati di kawasan konservasi perkebunan. Strategi tersebut diatas adalah upaya yang dipersyaratkan dari perkebunan yang berwawasan lingkungan baik ditinjau dari segi oleh RSPO maupun oleh ISPO. PT. Kencana Sawit Indonesia merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki luas 10.216 ha dan 981,08 ha diantaranya dikembangkan sebagai areal hutan konservasi. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk pembuatan plot permanen pengamatan vegetasi yang berukuran 1 ha di lokasi kawasan konservasi. Selanjutnya penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Mamalia dan Primata dengan metodologi yang digunakan dalam pengamatan ini adalah penelusuran jalur dan pengamatan secara acak pada daerah sekitarnya. Identifikasi keberadaan mamalia dilakukan dengan pengamatan langsung, penggunaan jaring kabut dan perangkap kamera. Pemasangan perangkap kamera dilakukan pada titik-titik pengamatan yang diidentifikasi lebih dulu berdasarkan survei pendahuluan dan sekaligus dilakukan pemasangan jaring kabut untuk burung dan kelelawar.