Detail Penelitian

Upaya Pembentukkan Galur Itik Lokal Tahan Panas Di Sumatera Barat Melalui Studi Genomik, Transkriptomik, dan Proteomik Gen Heat Shock Protein 70


by Admin | 10 hari yang lalu | 143 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti Dr. Ir. Firda Arlina, M. Si
Judul Penelitian Upaya Pembentukkan Galur Itik Lokal Tahan Panas Di Sumatera Barat Melalui Studi Genomik, Transkriptomik, dan Proteomik Gen Heat Shock Protein 70
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Terapan
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Dalam Proses

Abstrak


Itik lokal (Itik Pitalah, Bayang, Kamang, dan Payakumbuh) merupakan plasma nuftah asli yang hidup dan berkembang di Sumatera Barat. Perubahan pola pemeliharaan dari tradisional menjadi intensif dengan kondisi terkurung minim air menyebabkan itik mengalami kesulitan dalam proses thermoregulasi, ditambah lagi dengan kondisi suhu lingkungan didaerah tropis yang berkisar 230 – 320C melebihi suhu nyaman itik yang berkisar antara 18,30-25,50C menyebabkan itik mengalami stres/cekaman panas. Stres ini akan bermuara kepada produksi dan produktivitas itik yang tidak optimal. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah memperbaiki mutu genetik itik lokal dengan menyeleksi itik yang tahan panas dan tidak tahan panas dengan menggunakan marka molekuler gen kandidat yaitu gen Heat Shock Protein 70 (HSP 70) yang dikenal sebagai gen penyandi tahan panas secara genomik, transkriptomik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kandidat MAS (marker assisted selection) sifat tahan panas itik lokal dengan mengeksplorasi gen HSP 70. Itik lokal yang digunakan yaitu itik Pitalah, Bayang, kamang, dan Payakumbuh. Penelitian akan dilakukan dengan metode eksperimental selama dua tahun. Tahapan penelitian tahun pertama yaitu identifikasi itik lokal tahan panas dan tidak tahan panas dengan menggunakan indikator cekaman panas secara fisiologis. Identifikasi ini juga dilakukan dengan analisis aspek transkriptomik (ekspresi gen HSP 70) serta membandingkannya dalam rumpun itik lokal maupun antar rumpunnya. Penelitian tahun kedua yaitu analisis genomik melalui identifikasi single nucleotide polymorphisme/SNP gen HSP 70 pada itik lokal yang tahan panas dan tidak tahan panas. Penelitian tahun pertama didapatkan indikator cekaman panas yang menunjukkan bahwa setiap rumpun memeiliki individu itik yang tahan dan tidak tahan panas. Selanjutnya ekspresi mRNA Gen HSP70 di hati menunjukkan bahwa hanya itik Payakumbuh dan Bayang yang menunjukkan ekpresi mRNA yang up-regulated (meningkat) selama perlakuan panas diberikan, sehingga dapat dinyatakan bahwa itik Payakumbuh dan itik Bayang termasuk itik yang tahan panas. Pada penelitian tahun II didapatkan hasil yaitu terdapat 3 SNP yang dapat dikenali dengan metoda PCR-RFLP menggunakan enzim restriksi. Enzim HhaI mengenali 2 SNP (lokasi G+1410A / g.1696 dan C+1476T / g. 1762) dan SacII 1 SNP (lokasi T+1416G / g.1702). Enzim restriksi HhaI dengan lokasi SNP, G+1410A / g.1696 didapatkan dua alel (A dan G) dengan 3 genotipe yaitu (AA,AG,GG), Lokasi SNP C+1476T / g. 1762 didapatkan dua alel (T dan C) dengan 3 Genotipe (TT, TC, CC). Enzim SacII didapatkan juga 2 alel (T dan C) dengan 3 genotipe ( TT, TC, CC). lokus gen HSP70/HhaI dan HSP70/SacII semuanya polimorfik.

Link Terkait