KAJIAN RESISTENSI INSEKTISIDA SECARA MOLEKULER DAN PROFIL GENETIK Aedes aegypti VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI SUMATERA BARAT
Peneliti | Dr. HASMIWATI, M.Kes |
Judul Penelitian | KAJIAN RESISTENSI INSEKTISIDA SECARA MOLEKULER DAN PROFIL GENETIK Aedes aegypti VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI SUMATERA BARAT |
Tahun penelitian | 2018 |
Jenis Penelitian | Riset Murni |
Lokasi Penelitian | Sumatera Barat |
Status Penelitian | Sudah Selesai |
Abstrak
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan telah menyebar keseluruh kota/kabupaten di Sumatera Barat. tahun 2015 kasus DBD di Sumatera Barat sudah mencakup 19 kota/ kabupaten merupakan daerah endemik DBD. Setiap tahun kasus DBD selalu meningkat, hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa program pengendalian nyamuk vektor belum berhasil. Pada tahun 2015 Sumatera Barat dinyatakan menempati urutan ke 11 sebagai provinsi dengan Angka Insidensi (AI) DBD tertinggi di Indonesia dengan 45,66 orang per 100.000 penduduk dimana 10 orang diantaranya meninggal dunia. Usaha pengendalian Ae. aegypti vektor DBD, salah satunya adalah dengan menggunakan insektisida sintetik yang merupakan cara yang efektif untuk memutus rantai penularan DBD. Namun penggunaan insektisida secara intensif dalam waktu yang lama menyebabkan resistensi. Resistensi pada nyamuk terjadi karena insektisida yang digunakan secara tidak tepat dan dalam jangka waktu lama, yang menyebabkan terjdinya mutasi pada gen voltage gated sodium channel (VGSC) sehingga populasi nyamuk tinggi. Tingginya populasi nyamuk Ae.aegypti sebagai vektor juga ditentukan karena adanya variasi genetik dan terjadinya perbedaan genetik berdasarkan phylogeograhynya. Variasi genetik meliputi struktur genetik, phylogenetik, aliran gen dan differensiasi antar dan inter populasi. Tujuan penelitian ini adalah 1. Mendeteksi dan identifikasi gen VGSC dari beberapa daerah di Sumatera barat dan kaitannya dengan resistensi terhadap insektisida, 2. Mengetahui variasi genetik, struktur genetik populasi populasi Ae.aegypti dari berbagai daerah di Sumatera Barat berdasarkan DNA mikrosatelit dan DNA mitokhondria di Sumatera Barat dan 3. Menganalisis hubungan Phylogenetik nyamuk Ae. aegypti berdasarkan DNA mitokondria di Sumatera Barat. Penelitian ini telah dilakukan selama 2 tahun dengan 2 metode yaitu : 1. metode bioassay susceptibility test menggunakan kit standar WHO. 2. metode PCR dan Sekuensing. Untuk mengetahui status resistensi dan mendeteksi serta mengidentifikasi terjadinya mutasi gen VGSC menggunakan primer Aed3 dan Aed2. Penentuan profil genetik berupa variasi genetik dan struktur genetik dari populasi Ae. aegypti menggunakan 4 lokus DNA mikrosatelit yang telah didapatkan dari penelitian sebelumnya (penelitian Disertasi) sedangkan untuk mengetahui phylogenetik Ae.aegypti akan menggunakan 2 jenis penanda gen mitokondria DNA (COI dan ND4). Deteksi dan identifikasi mutasi gen VGSC pada nyamuk Ae. aegypti seperti mutasi pada : 1) I1011M (ATA menjadi ATG) I1011V (ATA menjadi GTA), F1552C (TTC menjadi TGC), F1534C (TTC menjadi TGC), V1023G (GTA menjadi GGA), V1016G , F1023C (TTC menjadi TGC. Analisis struktur genetik dengan lokus mikrosatelit berupa variasi genetik di dalam populasi dengan parameter berupa : Jumlah rata-rata alel perlokus, persentase lokus polimorfik, jumlah rata-rata alel polimorfik, rata-rata heterozigot observasi dan rata-rata heterozigot harapan serta variasi genetik antar dan inter populasi dengan parameter : jarak genetik dan kesamaan genetik serta differensiasi genetik dan aliran gen. Phylogenetik diantara Ae.aegypti berdasarkan geografi di analisis berdasarkan gen mitokondria DNA. Luaran yang ditargetkan pada penelitian ini adalah : 1.Publikasi ilmiah internasional, 2. Menjadi pemakalah dalam temu ilmiah nasional maupun internasional. 3. Rekomendasi kepada pelaksana dan pengambil kebijakan pengendalian vektor Dinas Kesehatan sebagai acuan dalam penentuan kebijakan dan pemilihan serta penggunaan insektisida dalam rangka menurunkan kasus DBD.