Abstrak

---

Penyakit kardiovaskuler merupakan pembunuh utama di dunia, termasuk di Indonesia. Paparan toksikan lingkungan seperti logam toksik kadmium, arsenik, dan timbal merupakan faktor risiko non-tradisional bagi penyakit kardiovaskuler, sebagaimana yang ditunjukkan dari hasil biomonitoring di negara maju. Pola paparan lingkungan di negara berkembang seperti Indonesia dapat berbeda dengan negara maju namun biomonitoring di Indonesia masih sangat terbatas. Kadmium (Cd) merupakan logam toksik dan karsinogenik yang tersebar luas di lingkungan. Penambangan Cd dan penggunaan Cd terus meningkat dalam produk seperti baterai nikel-kadmium, perhiasan, zat pelapis, dan pupuk. Penggunaan pupuk yang mengandung Cd mengakibatkan meningkatnya Cd pada tanah dan akumulasi Cd oleh daun tembakau, sayuran berdaun, umbi dan padi. Paparan Cd bersumber dari makanan dan udara yang tercemar, termasuk paparan asap rokok. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa Cd bersifat toksik terhadap sel endotel pembuluh darah melalui mekanisme pembentukan spesies oksigen reaktif dan aktivasi inflamasom. Penelitian in vivo pada mencit model aterosklerosis menunjukkan bahwa Cd bersifat aterogenik. Lebih lanjut, penelitian epidemiologi berbasis populasi menunjukkan bahwa paparan Cd pada konsentrasi rendah merupakan faktor risiko independen bagi timbulnya aterosklerosis dan berhubungan dengan prevalensi dan mortalitas penyakit kardiovaskuler. Aterosklerosis merupakan proses patologis pada pembuluh darah dengan progresi lambat yang berlangsung sejak usia dewasa muda. Namun demikian penelitian mengenai paparan Cd dan aterosklerosis pada dewasa muda sehat masih terbatas dan sejauh ini belum ada penelitian pada populasi di Indonesia. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah menghasilkan data biomonitoring sebagai dasar untuk penetapan ambang paparan Cd pada populasi Indonesia.