Detail Penelitian

MODEL FORMULASI SIKAP KRITIS PEMBACA “YANG BIAS” PADA TEKS BALIHO PILKADA KOTA SERAMBI MEKAH KAJIAN SEMIOTIKA BUDAYA


by Admin | 1 hari yang lalu | 167 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti Dr.Sulastri, M.Hum
Judul Penelitian MODEL FORMULASI SIKAP KRITIS PEMBACA “YANG BIAS” PADA TEKS BALIHO PILKADA KOTA SERAMBI MEKAH KAJIAN SEMIOTIKA BUDAYA
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Murni
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Dalam Proses

Abstrak


Sebuahteks dibungkus oleh tanda dan simbol karena tanda merupakan sesuatu yang “mewakili” sesuatu.Tanda(sign) bahasa yang dipakai di papan baliho Pilkada memperlihatkan secara tidak langsung bagaimana sebuah teks/ bahasa mampu menjajah pikiran si pembaca. Ketika menjajah sikap kritis akan berkurang. Oleh karena itu, dicaribagaimana berprilaku dan sistem berpikir dikemas dalam sebuah teks baliho Bagaimana perbedaan teks baliho di sebuah kota yang bermerek “Serambi Mekah”, ketika baliho dirangkum dalam kata-kata “kehendak berkuasa” oleh alam ketaksadaran kemudian terrefleksi ke dalam teks. Apakah ketaksadaran tanda dan simbol mengelinding juga dalam rangkaian kata, tanda dan simbol? Teks baliho merupakan implemensi tata cara berbahasa yang diekspresikan oleh budaya massa di suatu tempat tertentu. Sikap tidak kritis dan acuh tak acuh terhadap teks baliho merupakan bahagian dari pada demokrasi yang diperlihatkan perpolitikan di Indonesia sekarang ini. Penelitian ini mengkaji bagaimana karakteristik serta kemampuan masyarakat memfilter dan mengkritisi sebuah informasi yang diterima dari teks baliho itu. Serta bagaimana menciptakan sikap kritis masyarakat. Ketika kota diberi ‘merek agama” bagaimana memformulasikan sikap kritis itu di sana? Adakah kekahasan yang muncul yang dipunyai di kota yang “bermerek agama” itu? Bagaimana memformulaskani model untuk mengasah sikap kritis di kota tersebut? Apakah mudah di kota “yang bermerek” itu masyarakat berpikiran kritis? Apakah mungkin “pembiasan” terjadi di tengah identitas diri di kota yang diembeli nuansa berlebel agama itu. Maka penting penelitian ini dilakukakan. Semestinya teks baliho diteliti secara jernih dan komprehensif. Karena teks baliho yang dipampangkan berbiaya cukup besar bisa pula membawa ketidakberkahan bagi proses pendidikan perpolitikan di Indonesia, apabila sikap kritis belum ditumbuhkan. Penelitian teks baliho bagian ekspresikan diri sekali gus simbol budaya tradisi, sejarah dan mitos yang hidup dalam sebuah masyarakat tertentu. Penelitian inidiharapkan bisa memberikanproses pencerahan dan kecerdasan berdemokrasi. Agar demokrasi bisa tepat sasaran meskipun dalam situasi kota- kota yang kompleks karena masing-masing mempunyai kekhasan tersendiri. Penelian ini diharapkan mampu mennyadarkan masyarakat akan sifat arti dan makna demokrasi yang bercirikan Indonesia yang khas. Ketaksadaran masyarakat tmenggunakan tanda dan simbol dikaji melalui teori semiotika (ilmu tanda).Sikap menjajah lewat teks/bahasa memang tidak membawa dampak secara langsung, namun tidak nyaman bila sikap ketidakkritisan dibiarkan berlarut-larut dalam proses demokrasi yang masih mencari bentuk yang “pas”. Sikap tidak kritis pembaca bisa memasuki ranah ideologi dan identitas diri bangsa “yang bias” apabila dibiarkan berlarut-larut tanpa kajian identitas budaya secara komprehensif. Sikap acuh tak acuh atau tidak kritis semestinya diberi petunjuk dan diajarkan, agar demokrasi yang biaya cukup besar tidak terbuang percuma dan sia-sia. Oleh karena itu, dianggap perlu penelitian ini dilakukan agar proses demokrasi bermartabat bisa tercipta. Apalagi proses demokrasi di Indonesia juga masih mencari bentuk “yang pas”. Maka memformulasikan sikap kritis dapat dilakukan dalam sebuah proses pembelajaran. Memformulasikan sikap kritis dapat dilakukan secara terukur dan tepat sasaran sesuai situasi kondisi kota masing-masing.

Link Terkait