Detail Penelitian

Expected Utility Von Neumann and Morgenstern Asuransi Kesehatan Komersial Rumah Tangga Berpendapatan Menengah Perkotaan di Indonesia


by Admin | 2 hari yang lalu | 216 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti EDI ARIYANTO, SE, MSI
Judul Penelitian Expected Utility Von Neumann and Morgenstern Asuransi Kesehatan Komersial Rumah Tangga Berpendapatan Menengah Perkotaan di Indonesia
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Murni
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Sudah Selesai

Abstrak


Kajian terkait permintaan asuransi menarik untuk dilakukan mengingat jenis komoditasnya yang unik. Berbeda dengan komoditas lainnya, ketika konsumen membeli asuransi, konsumen tidak serta dapat mengkonsumsinya. Utilitas asuransi hanya hanya dapat dirasakan pada saat konsumen mengalami sakit. Artinya, kepuasan membeli tidak langsung menimbulkan utilitas pada konsumen. Disisi lain, walaupun konsumen telah memutuskan membeli asuransi, tetap konsumen berharap untuk tidak mengkonsumsi asuransi tersebut. Walaupun demikian, ketika mengalami sakit dan dihadapkan pada risiko keuangan, konsumen berharap dapat memaksimalkan asuransi yang telah dimiliki guna menghindari risiko keuangan. Pemikiran permintaan pada jenis komoditas yang unik ini pertama kali dikemukan oleh Bernoulli (1738). Pemikian ini mencapai puncaknya ketika Von Neumann-Morgensten (1947) mampu menguraikan aksioma matematis utilitas permintaan jenis komodotas ini. Pandangan Von Neumaan-Morgensten mampu menjawab ketidakmampuan teori utilitas terkait ketidakmampuan menjawab persoalan kondisi ketidakpastian (uncertainty) dan selanjutnya teori ini dikenal VnM Expected Utility Theory. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori yang dibangun oleh Von NeumannMorgensten tersebut dan telah dikembangkan oleh Nyman (1999). Dalam konteks Indonesia, seluruh penduduk memiliki jaminan kesehatan dari pemerintah (BPJS), kelompok berpendapatan menengah diasumsikan mengharapkan kepuasan yang lebih tinggi dalam bentuk pelayanan dan perlindungan kesehatan yang lebih baik dari perlindungan yang diberikan oleh pemerintah (minimum welfare). Oleh karena itu, rumah tangga berpendapatan menengah akan membeli asuransi kesehatan komersial guna memenuhi harapan tersebut. Penelitian para ahli menemukan bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan membeli asuransi kesehatan. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor ekonomi, sosio-demografi, stok kesehatan serta perilaku berisiko anggota rumah tangga. Walaupun demikian, terdapat perbedaan besaran pengaruh di masing-masing negara. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa secara umum pendapatan, partisipasi pada suransi publik, jumlah anggota rumah tangga, umur kepala rumah tangga, pendidikan, proporsi pengeluaran non makanan, perilaku berisiko dan stok kesehatan kepala rumah tangga berpengaruh terhadap pembelian asurasi kesehatan komersial. Sedangkan pengeluaran kesehatan tidak terbukti mempengaruhi pembelian asuransi kesehatan komersial. Secara lebih spesifik, pada kelompok rumah tangga perkotaan menengah kebawah (low middle income), pendapatan, partisipasi pada asuransi publik, umur kepala rumah tangga, pendidikan, proporsi pengeluaran non makanan, perilaku berisiko sedang dan stok kesehatan kepala rumah tangga berpengaruh terhadap pembelian asurasi kesehatan komersial sedangkan jumlah anggota rumah tangga, pengeluaran kesehatan dan perilaku berisiko tinggi tidak terbukti mempengaruhi pembelian asuransi kesehatan komersial Pada kelompok rumah tangga perkotaan menengah-tengah (mid-middle income), pendapatan, partisipasi pada suransi publik, jumlah anggota rumah tangga, umur kepala rumah tangga, peningakatan pendidikan dari rendah ke menengah dan tinggi, pengeluaran kesehatan, proporsi pengeluaran non makanan, perilaku berisiko sedang dan stok kesehatan kepala rumah tangga berpengaruh terhadap pembelian asurasi kesehatan komersial. Sedangkan perilaku bersiko tinggi tidak terbukti mempengaruhi pembelian asuransi kesehatan komersial Pada kelompok rumah tangga menengah atas, tingkat pendapatan, partisipasi pada suransi publik, jumlah anggota rumah tangga, peningkatan pendidikan kepala rumah tangga baik dari rendha ke menengah dan tinggi, proporsi pengeluaran non makanan, perilaku berisiko sedang dan stok kesehatan kepala rumah tangga berpengaruh terhadap pembelian asurasi kesehatan komersial. Sedangkan umur kepala rumah tangga, pengeluaran kesehatan, perilaku berisiko tinggi tidak terbukti mempengaruhi pembelian asuransi kesehatan komersial.

Link Terkait