Detail Penelitian

Pengembangan Produk Biskuit Berbasis Pangan Lokal Sumatera Barat dari Tepung Ikan Bilih (Mystacoleuseus padangensis) untuk Tumbuh Kembang Anak


by Admin | 10 hari yang lalu | 145 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti FIVI MELVA DIANA, SKM, M.Biomed
Judul Penelitian Pengembangan Produk Biskuit Berbasis Pangan Lokal Sumatera Barat dari Tepung Ikan Bilih (Mystacoleuseus padangensis) untuk Tumbuh Kembang Anak
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Terapan
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Sudah Selesai

Abstrak


Status gizi dan faktor gizi memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Kecukupan energi dan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak dan asam lemak merupakan hal yang penting untuk tumbuh kembang otak. Salah satu asam lemak yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan otak dan kognitif anak adalah omega-3. Omega-3 berperan penting pada pertumbuhan, baik pada anak normal maupun stunting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tumbuh kembang anak antara lain dengan pengembangan produk pangan lokal yang mengandung omega-3. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap. Penelitian tahap satu bertujuan untuk pengembangan produk biskuit berbasis ikan bilih. Penelitian tahap dua bertujuan untuk mengetahui efikasi pemberian biskuit yang mengandung ikan bilih terhadap pertumbuhan (berat badan, panjang ekor) dan perkembangan morfologi otak (volume otak dan analisis sel otak hippocampus) melalui kemampuan belajar (kognitif) hewan coba. Desain penelitian ini menggunakan experimental studies. Rancangan percobaan terhadap tikus yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan rancangan perlakuan biskuit adalah (RAL). Pada penelitian tahap dua yang menjadi subjek penelitian adalah tikus putih umur 21 hari lepas sapih galur Sprague Dawley jantan sebanyak 24 ekor. Tikus ditempatkan secara berpasangan di dalam kandang dan diberikan ransum standar dan air secara addlibitum setiap hari selama 14 hari sebagai masa adaptasi. Setelah masa adaptasi selesai, tikus akan memasuki masa perlakuan selama 28 hari. Selama masa perlakuan, penimbangan berat badan dan panjang ekor dilakukan minimal setiap 2-7 hari sekali. Pengukuran skor Y-Maze dilakukan setiap 2 kali dalam seminggu. Pada akhir intervensi dilakukan pengukuran volume otak berdasarkan hukum archimedes dan analisis jumlah sel neuron hippocampus (CA1, CA3, CA4 serta DG) dengan melakukan pewarnaan HE dan menggunakan Image J analysis software. Penelitian ini telah mendapat ethical approval nomor 72 – 2017 dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat komisi etik hewan, IPB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan produk berbasis ikan bilih yang paling disukai responden adalah adisi tepung ikan bilih sebanyak 20 gram / 100 g adonan pada produk biskuit rasa coklat. Penambahan tepung ikan bilih sebanyak 20 gram / 100 g adonan pada produk biskuit rasa coklat meningkatkan secara signifikan panjang ekor, volume otak dan jumlah sel neuron hippocampus (CA4 dan DG) meskipun demikian tidak signifikan untuk berat badan, skor Y-Maze, jumlah sel neuron hippocampus CA1 dan CA3 tikus.

Link Terkait