Detail Penelitian

Paparan Nikotin Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Berat Badan Lahir Rendah


by Admin | 46 menit yang lalu | 168 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti Mery Ramadani, SKM, MKM. N
Judul Penelitian Paparan Nikotin Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Berat Badan Lahir Rendah
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Terapan
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Sudah Selesai

Abstrak


Kehamilan sebagai periode paling awal kehidupan, memainkan peran kunci dalam optimalisasi tumbuh kembang janin. Gangguan yang menyertai ibu selama kehamilan akan berdampak pada terganggunya pertumbuhan janin intrauterin (IUGR). Salah satu penyebab terganggunya pertumbuhan janin diketahui bersumber dari paparan rokok ibu selama kehamilan. Rokok dinyatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat terbesar di seluruh dunia. Sampai saat ini, rokok masih menjadi ancaman bagi kesehatan ibu hamil. Peningkatan jumlah perokok baik pada pria maupun wanita, dan besarnya persentase paparan rokok dalam rumah tangga (85%), membuka peluang paparan rokok ibu hamil khususnya sebagai perokok pasif (second-hand smoke) lebih besar. Selanjutnya, risiko terjadinya BBLR semakin tinggi, dan membawa konsekuensi buruk terhadap outcome kahamilan. Mengendalikan paparan rokok selama kehamilan, berarti menurunkan risiko gangguan pertumbuhan janin dan mengurangi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Hasil riskesdas di Indonesia menunjukkan terjadi penurunan kejadian BBLR tahun 2013 (10,2%) dibandingkan tahun 2010 (11,1%). Sebaliknya, di Provinsi Bengkulu kejadian BBLR justru meningkat dari 8,7% tahun 2010 menjadi 9,7% tahun 2013, dan menempatkan Bengkulu sebagai Provinsi dengan kejadian BBLR tertinggi di Pulau Sumatera. Jika dilihat dari proporsi penduduk usia >10 tahun yang setiap hari merokok, Provinsi Bengkulu berada pada urutan ketiga (27,1%) tertinggi di Indonesia. Data ini menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian, karena mengindikasikan adanya kontribusi paparan rokok ibu selama kehamilan terhadap BBLR di Kota Bengkulu. Pertimbangan lainnya adalah penelitian yang mengkaji efek kesehatan reproduksi dan outcome kahamilan pada perokok pasif tidak sebanyak pada perokok aktif. Sejauh ini, masih terdapat kontroversi dan inkonsistensi efek merokok pasif selama kehamilan dengan hasil kelahiran jika dinilai hanya berdasarkan self reported. Selain itu mayoritas penelitian dilakukan di negara maju, sementara informasi negara berkembang, khususnya Indonesia masih terbatas. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan melihat efek paparan rokok pasif ibu hamil berdasarkan kadar nikotin terhadap gangguan pertumbuhan janin yang dinilai melalui berat dan panjang badan bayi yang dilahirkan. Studi prospektif dilakukan pada ibu hamil trimester 3 bukan perokok aktif, hamil janin tunggal, tidak menderita penyakit kronis dan diikuti sampai dengan melahirkan. Penilaian paparan rokok pasif berdasarkan kadar nikotin darah tali pusat 1ng/ml. Berat bayi diukur segera setelah lahir. Analisis uji beda dua mean digunakan untuk mengetahui perbedaan rata rata ukuran berat lahir antar kelompok. Analisis regresi linier untuk melihat pengaruh merokok pasif terhadap berat lahir dengan memperhatikan variabel pengganggu. Hasil penelitian mendapatkan rata-rata berat lahir bayi dari ibu perokok pasif lebih rendah dibandingkan ibu bukan perokok pasif. Merokok pasif secara signifikan mengurangi berat bayi sebesar 118 gram setelah dikontrol variabel IMT dan penambahan berat badan ibu. Merokok pasif ibu hamil yang dilihat dari kadar nikotin darah tali pusat terbukti mengganggu pertumbuhan janin. Rata-rata berat lahir bayi ibu perokok pasif lebih rendah. Setelah dikontrol variabel perancu, merokok pasif ibu selama hamil terbukti dapat mengurangi berat badan bayi baru lahir. Diperlukan upaya untuk melindungi ibu hamil dari risiko menjadi perokok pasif melalui perluasan regulasi KTR, tidak hanya berlaku di area publik, tapi konsisten diterapkan dalam rumah tangga.

Link Terkait