ANALISIS MODAL SOSIAL ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BERBASIS MAQASHID SYARIAH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Peneliti | NENG KAMARNI, SE.M.Si. |
Judul Penelitian | ANALISIS MODAL SOSIAL ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BERBASIS MAQASHID SYARIAH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN |
Tahun penelitian | 2018 |
Jenis Penelitian | Riset Murni |
Lokasi Penelitian | Pariaman |
Status Penelitian | Sudah Selesai |
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi secara mendalam tentang peran dan kontribusi modal sosial Islami di Kabupaten Padang Pariaman yang sesuai dengan karakteristik sumberdaya, sosial budaya dan lingkungannya yang dapat berperan dalam menunjang program-program kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan kemiskinan sehingga tercapainya tujuan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan maqashid syariah yang menjadi tujuan dalam ekonomi Islam. Fenomena kemiskinan merupakan sesuatu yang kompleks dalam arti tidak hanya berkaitan dengan dimensi ekonomi saja. penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. yang berfokus pada modal sosial Islami masyarakat penerima bantuan pengentasan kemiskinan dari pemerintah, sehingga, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya peran dan kontribusi modal sosial Islami yang yang sesuai dengan karakteristik sumberdaya, sosial budaya dan lingkungannya diharapkan adanya pemecahan masalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rumah tangga miskin sehingga tercapainya tujuan maqashid syariah yang menjadi tujuan kesejahteraan dalam ekonomi Islam. Pendekatan analisis data yang digunakan adalah pendekatan normatif , dimana memahami fikiran masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist, yang disebut analisis syar’i atau analisis intuitif, kemudian dianalisis dengan metode tematik. Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan tekhnik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan keikutsertaan dan keaktifan anggota dalam kelompok atau persatuan akan membentuk keragaman modal sosial masyarakat. Interaksi yang baik secara Persatuan/kelompok, merubah prilaku anggota kelompok yang akan menimbulkan perbaikan kesejahteraan. Watak dan karakter Sosial, terlihat pada sifat dan sikap-sikap; memiliki rasa malu (shamed culture), rasa bersalah (guilt culture), dan keagamaan yang tinggi. Sinergisitas antara ninik mamak, alim ulama, cerdik pandai (tigo tungku sajarangan), menjadikan tingkat kepercayaan masyarakat tehadap Ulama, program pemerintah, antar masyarakat menjadi kekuatan dalam nagari yang merupakan modal sosial. Kelompok usaha yang berhasil menunjukkan partisipasi keaktifan yang didalamnya terdapat gotong royong dan musyawarah antar anggota kelompok. Keaktifan dalam partisipasi menunjukkan menguatnya modal sosial berupa bonding social capital. Jaringan antar pemuka masyarakat (tigo tungku sajarangan, tali nan tigo sapilin) dengan masyarakat membawa kepada pembangunan ekonomi dan agama yang lebih baik. Jaringan terbentuk dari kekerabatan yang tinggi. Semakin jauh/tinggi jaringan (network) yang terbentuk dari saling percaya, semakin mencerminkan penguatan modal sosial.