INDUKSI KETAHANAN TANAMAN CABAI TERHADAP KUTU DAUN (APHIDIDAE) MENGGUNAKAN CENDAWAN ENDOFIT BEAUVERIA BASSIANA
Peneliti | Dr. Ir TRIZELIA M.Si |
Judul Penelitian | INDUKSI KETAHANAN TANAMAN CABAI TERHADAP KUTU DAUN (APHIDIDAE) MENGGUNAKAN CENDAWAN ENDOFIT BEAUVERIA BASSIANA |
Tahun penelitian | 2019 |
Jenis Penelitian | Riset Murni |
Lokasi Penelitian | 61,250,000 |
Status Penelitian | Dalam Proses |
Abstrak
Usaha peningkatan produktivitas pertanaman cabai sering menghadapi berbagai kendala. Salah satu kendala yang sering timbul pada usaha tani cabai adalah serangan hama kutudaun Aphis gossypii dan Myzus persicae (Aphididae). Kerugian yang disebabkan oleh kutudaun ini sebagai hama berkisar antara 6-25% dan sebagai vektor dapat rnencapai lebih dari 80% Untuk mengatasi masalah hama kutudaun pada cabai dapat dilakukan dengan menggunakan agens hayati berupa cendawan endofit. Potensi cendawan endofit sebagai agen pengendali hayati, antara lain karena endofit hidup dalam jaringan tanaman sehingga dapat berperan langsung dalam menghambat perkembangan hama dan patogen pada tanaman. Kolonisasi cendawan endofit pada inang tanaman akan berpengaruh terhadap keberadaan serangga, terutama yang memakan inang dan menjadi hama pada inang tersebut. Salah satu jenis cendawan endofit yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama kutudaun adalah Beauveria bassiana. Selain berberan sebagai entomopatogen yaitu mampu menginfeksi dan mematikan serangga, cendawan endofit B. bassiana juga dilaporkan mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama. Di Indonesia secara umum dan khususnya di Sumatera Barat informasi dasar tentang kemampuan cendawan B. bassiana hidup sebagai endofit pada tanaman cabai dan potensi sebagai penginduksi ketahanan tanaman cabai terhadap hama kutu daun belum pernah dilaporkan Dalam jangka panjang, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan paket teknologi baru pengendalian hama kutu daun pada tanaman cabai berbasis hayati yang lebih efektiv dan ramah lingkungan sebagai pengganti pestisida sintetis. Secara khusus tujuan penelitian adalah untuk : 1) mempelajari apakah B. bassiana mampu mengkolonisasi dan hidup dalam jaringan tanaman cabai dengan metode aplikasi yang berbeda, 2. mengetahui pengaruh cendawan B. bassiana yang hidup secara endofit terhadap daya kecambah benih dan pertumbuhan bibit cabai, 3) Mengevaluasi efikasi B bassiana endofit terhadap perkembangan dan populasi kutu daun, 4) mengevaluasi efikasi cendawan endofit B. bassiana terhadap biologi kutu daun cabai, 5) mengevaluasi efikasi cendawan endofit B. bassiana terhadap tingkat serangan hama kutu daun pada tanaman cabai Luaran dari penelitian ini adalah berupa informasi baru tentang kemampuan cendawan endofit B. bassiana dalam mengkolonisasi tanaman cabai dan meningkatkan ketahanan cabai terhadap serangan hama kutu daun (Aphididae). Dari hasil penelitian juga diharapkan akan didapat informasi tentang adanya kemampuan cendawan endofit B. bassiana dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produksi cabai (sebagai biostimulan) dan teknologi tepat guna pengendalian hama kutu daun pada cabai. Penelitian dilaksanakan selama 3 tahun. Tahun pertama mengkaji tentang kemampuan kolonisasi cendawan endofit Beauveria bassiana pada tanaman cabai dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Tahun kedua mengkaji tentang evaluasi efikasi cendawan endofit terhadap pertumbuhan populasi dan biologi kutu daun. Tahun ketiga mengkaji tentang keefektifan cendawan endofit B. bassiana dalam meningkatkan ketahanan tanaman cabai terhadap serangan kutu daun. Isolat B. bassiana (BbWS2) yang digunakan merupakan koleksi Laboratorium Pengendalian Hayati, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Cendawan diperbanyak pada medium selektif. yeast malt agar (YMA) yang ditambah dengan 0.1% antibiotic kloramfenikol selama 21 hari Konsentrasi konidia yang digunakan adalah 108 konidia/ml. Aplikasi cendawan Beauveria bassiana pada cabai dilakukan dengan metode perendaman benih. Benih cabai diberi perlakuan dengan cara direndam dalam suspensi isolat Beauveria bassiana. Ada lima taraf lama waktu perendaman benih cabai yaitu 0, 3, 6, 9 dan 12 jam. Benih yang telah diberi perlakuan kemudian dikeringanginkan dalam laminar air flow cabinet selama 60 menit sebelum ditanam. Untuk kontrol, benih cabai hanya direndam dalam aquades steril. Benih ditanaman dalam pot plastik yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang steril. Keberadaan cendawan endofit B. bassiana diamati pada 30, 45 dan 60 hari setelah inokulasi. Pengaruh aplikasi B. bassiana terhadap daya kecambah benih dilakukan dengan menggunakan metode blotter test dan growing on test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cendawan entomopatogen Beauveria bassiana mampu mengkolonisasi seluruh jaringan tanaman cabai (akar, batang dan daun) melalui aplikasi perendaman benih. Adanya kemampuan kolonisasi B. bassiana pada seluruh jaringan tanaman ini menunjukkan bahwa cendawan ini dapat hidup secara sistemik dan menyebar pada seluruh jaringan tanaman. Kolonisasi B. bassiana pada tanaman cabai lebih tinggi pada daun dibandingkan dengan akar dan batang. Berdasarkan hasil penelitian ini kemampuan kolonisasi cendawan B. bassiana dipengaruhi oleh lama perendaman benih. Semakin lama waktu perendaman benih persentase kolonisasi B. bassiana pada tanaman cabai juga semakin tinggi. Pada pengamatan 30 hari setelah inokulasi cendawan B. bassiana hanya ditemukan pada akar (persentase kolonisasi sebesar 4%) dan daun (persentase kolonisasi 24-68%), sedangkan pada batang tidak ditemukan. Pada pengamatan 45 hari setelah inokulasi, persentase kolonisasi B. bassiana pada bagian daun tanaman cabai adalah 28-84%, pada akar 8-12% dan pada batang 8%.. Cendawan B. bassiana masih bisa ditemukan pada tanaman cabai yang telah berumur dua bulan (60 hari setelah inokulasi) dengan tingkat kolonisasi yang lebih rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa cendawan B. bassiana mampu mempercepat perkecambahan benih cabai. Pada pengamatan tiga hari setelah aplikasi, daya kecambah benih pada kontrol hanya 37.5%, sedangkan pada perlakuan dapat mencapai 54%. Daya kecambah benih cabai sangat dipengaruhi oleh lama waktu perendaman benih. Perendaman benih dengan suspensi B. Bassiana selama 9 jam merupakan waktu yang terbaik dan menghasilkan daya kecambah benih sampai 100% berbeda nyata dengan kontrol yang hanya menghasilkan daya kecambah benih sebesar 91.5%