KAJIAN POTENSI PUMONEAN DI PULAU SIBERUT SEBAGAI DASAR PERANCANGAN TAMAN KEHATI TANAMAN BUAH INDIGENOUS BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Peneliti | Dr. Drs MANSYURDIN |
Judul Penelitian | KAJIAN POTENSI PUMONEAN DI PULAU SIBERUT SEBAGAI DASAR PERANCANGAN TAMAN KEHATI TANAMAN BUAH INDIGENOUS BERBASIS KEARIFAN LOKAL |
Tahun penelitian | 2018 |
Jenis Penelitian | Riset Terapan |
Lokasi Penelitian | Sumatera Barat |
Status Penelitian | Dalam Proses |
Abstrak
Sistem agroforestri komunitas Mentawai yang dikenal dengan pumonean (tanaman telah tumbuh menyerupai hutan), menerapkan penggunaan hutan dengan prinsip penyatuan kepentingan ekologis dan ekonomi. Pada pumonean terdapat tanaman makanan bahan pokok, buah-buahan, sayuran, obat-obatan, sumber kayu bakar, dan pohon kayu berkualitas tinggi. Namun dalam dekade terakhir, pembukaan hutan untuk produksi kayu dan pertanian monokultur berdampak terhadap penurunan kondisi ekologis dan keterancaman diversitas tanaman buah yang telah didomestikasi. Oleh karena itu perlu segera upaya konservasinya secara in situ dalam bentuk Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Tanaman Buah Indigenous berdasarkan kearifan lokal. Target khusus pada kedua pertama akan dilakukan yaitu: 1) diversitas genetik spesies tanaman buah indigenous pada pumonean; 2) perkerabatan spesies tanaman buah indigenous pada pumonean dengan spesies liarnya di TNS berdasarkan karakter morfologi dan molekular; dan 3) lanskap agroforestri tradisional komunitas Mentawai (pumonean). Hasil menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa karakter morfologi dari bentuk umum daun, apex dan basis daun tidak menunjukkan variasi yang nyata antara cempedak pumonan Mentawai dengan cempedak hutan Limau Mannis, namun perbedaan spesifik ditemukan pada morfologi buah. Variasi genetik inter populasi cempedak memiliki nilai heterozigositas dalam populasi (0.1945) lebih besar dibandingkan dengan nilai heterozigositas antar populasi (0.0399). Nilai diferensiasi genetik antar populasi sebesar 0.1706 pada hasil analisis variasi genetik inter populasi menunjukkan bahwa kecilnya perbedaan genetik yang terdapat pada kedua populasi. Nilai Gst yang rendah didukung oleh tingginya aliran gen yaitu sebesar 2.4313. Berdasarkan hasil analisis cluster UPGMA menggunakan RAPD bahwa dendrogram menunjukkan semua populasi cempedak di pumonan Mentawai satu kelompok dengan cempedak liar di hutan Limau Manis Padang. Hasil dendrogram menggunakan karakter morfologi menunjukkan bahwa individu A. integer terkelompok kedalam dua kluster utama, yaitu kluster I dan kluster II. Hasil BLAST antara individu-individu pada populasi cempedak pada pumonean Mentawai dan cempedak hutan Limau Manis menunjukan kesamaan berkisar antara berkisar 92,35% - 99,84% untuk kedua penanda ITS dan mac K