PENERAPAN TEKNOLOGI BIOSIGNAL DALAM MENGENDALIKAN PERALATAN BANTU KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI BAGI PENYANDANG DISABILITAS
Peneliti | Dr MUHAMMAD ILHAMDI RUSYDI S.T, M.T |
Judul Penelitian | PENERAPAN TEKNOLOGI BIOSIGNAL DALAM MENGENDALIKAN PERALATAN BANTU KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI BAGI PENYANDANG DISABILITAS |
Tahun penelitian | 2018 |
Jenis Penelitian | Riset Terapan |
Lokasi Penelitian | Sumatera Barat |
Status Penelitian | Dalam Proses |
Abstrak
Berdasarkan data Depkes RI, jumlah penyandang cacat di Indonesia mencapai angka 3,11% dari populasi penduduk atau sekitar 6,7 juta jiwa. Angka tersebut merepresentasikan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang hidup dengan keterbatasan dalam melakukan kegitan sehari-hari (Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2011). Hal ini akan menyebabkan penyandang disabilitas tidak mampu untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan karena ketergantungan yang sangat besar kepada orang lain sehingga tidak dapat melakukan keterampilan kerja produktif dan akan berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonominya (Mannel & Dupuis, 1996) . Salah satu contoh kejadian nyata untuk kondisi tersebut terjadi di daerah Sulit Air, Kabupaten Solok. Terdapat seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang mengalami lumpuh bagian tubuhnya dan hanya mampu menggerakan pergelangan pergelangan tangannya. Anak laki-laki tersebut sangat bergantung terhadap keluarganya keluarganya dalam beraktivitas sehari hari, sehingga keluarga dari anak tersebut tidak dapat berada jauhnya. Selain itu saudara-saudara dari anak tersebut juga tidak dapat melanjutkan pendidikan lebih lanjut di luar dari daerah tempat tinggal mereka. Dengan kejadian ini terlihat bahwa tanpa adanya alat bantu khusus bagi anak tersebut tidak hanya akan berdampak terhadap pribadi dari anak tersebut melainkan juga berdampak terhadap produktivitas keluarganya. Perkembangan teknologi yang pesat dapat mempermudah penyandang disabilitas dalam beraktivitas, termasuk bagi penyandang tunadaksa dan tunawicara. Bagi penyandang tunadaksa sudah diperkenalkan sebuah teknologi bantu seperti kursi roda yang dikendalikan menggunakan joystick, suara (Andrea, 2004), gestur kepala (Abrianto, 2012), dan konstraksi otot (Putri, 2017). Sedangkan bagi penyandang tunawicara sudah dikembangkan teknologi yang mengkonversi bahasa isyarat menjadi teks menggunakan kamera (Ismawati R. D., 2015). Namun teknologi yang sudah ada masih menimbulkan permasalahan serta teknologi tersebut hanya berfungsi khsusus untuk satu jenis disabilitas saja. Sedangkan ada kondisi dimana seseorang mengalami lebih dari satu jenis disabilitas seperti mengalami gangguan bergerak dan berbicara secara bersamaan. Melihat permasalahan pada lingkungan dan kajian pustaka yang telah dilakukan, maka pada penelitian ini dibuat sebuah inovasi teknologi sebagai solusi dalam permasalahan untuk melakukukan mobilisasi dan komunikasi dalam satu sistem yang dikendalikan menggunakan gestur pergelangan tangan yang diberi nama dengan “INMOTION (Integrated System in Mobilitation and Communication)