Detail Penelitian

MANIPULASI EMBRIO SAPI PESISIR DENGAN TEKNIK SPLITTING, BIOPSY, PENENTUAN JENIS KELAMIN DAN APLIKASI TRANSFER EMBRIO UNTUK MENGHASILKAN ANAK KEMBAR


by Admin | 10 jam yang lalu | 258 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti Dr. Ir TINDA AFRIANI M.P
Judul Penelitian MANIPULASI EMBRIO SAPI PESISIR DENGAN TEKNIK SPLITTING, BIOPSY, PENENTUAN JENIS KELAMIN DAN APLIKASI TRANSFER EMBRIO UNTUK MENGHASILKAN ANAK KEMBAR
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Terapan
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Dalam Proses

Abstrak


Sapi Pesisir merupakan salah satu jenis ternak yang memberikan kontribusi besar dalam memenuhi protein hewani masyarakat Sumatera Barat. Sapi Pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang menyebar di Sumatera Barat dan sebagai plasma nutfah Indonesia. Tujuan umum penelitian adalah untuk meningkatkan populasi dan produktifitas sapi Pesisir sebagai plasma nutfah Sumatera Barat melalui penerapan bioteknologi reproduksi sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar sebagai ternak penghasil daging. Disamping itu, penelitian ini juga mendukung program pemerintah dalam rangka mensukseskan tercapainya swasembada daging tahun 2020. Sedangkan tujuan khusus yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu : 1. Memproduksi embrio sapi Pesisir secara massal dan peningkatan viabilitas embrio, 2. Memanipulasi embrio dengan teknik splitting dan biopsy untuk menghasilkan anak kembar, 3. Penentuan jenis kelamin embrio sapi Pesisir dengan teknologi reproduksi dengan PCR, dan 4. Untuk mendapatkan jenis kelamin jantan untuk di TE serta memproduksi anak kembar sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya dalam pemeliharaan ternak. Penelitian ini dilakukan 3 (tiga) tahun, pada penelitan tahun pertama memproduksi embrio secara in vivo dan viabiltasnya dengan menggunakan dosis yang terbaik dalam superovulasi pada penelitian sebelumnya yaitu dosis 14 ml FSH + 150 mg GnRH; 14 ml FSH + 200 mg GnRH dan14 ml FSH + 250 mg GnRH. Selanjutnya dilakukan pemasangan CIDR selama 11 hari kemudian pada hari ke 10 di injeksi dengan FSH dosis 14 ml selama 3 hari, kemudian diinjeksi dengan 200 mg GnRH. Selanjutnya setelah berahi lalu dilakukan IB. Pada hari ke 6 - 8 setelah IB dilakukan flushing/ panen embrio. Evaluasi embrio berpedoman kepada klasifikasi embrio menurut Saito (1997), yang mana embrio dibedakan ke dalam 5 kelompok (grade) yaitu : A, B, C, Dg (degenerated), Uf (unfertilized). Selanjutnya, embrio hasil superovulasi dilakukan biopsy dengan menggunakan microblade. Selanjutnya pada tahun kedua tentang manipulasi embrio dengan teknik biopsy, splitting embrio dan penentuan jenis kelamin. Embrio yang digunakan pada penelitian ini adalah embrio hasil superovulasi sapi Pesisir. Viabilitas embrio yang telah dibiopsi diamati perkembangannya dengan selang 3 jam, 6 jam setelah biopsi . Sedangkan Embrio yang digunakan untuk splitting yaitu embrio sapi Pesisir segar hasil superovulasi. Embrio hasil splitting dicuci dengan media kultur CR1aa dan di inkubasi dalam incubator CO2 5% pada suhu 38,50C. Pengamatan dilakukan terhadap morfologi demi embrio yaitu bentuk embrio, keberadaan ICM, trofoblas, reekspansi blastosoel dan jumlah sel hidup selama 3 dan 6 jam setelah proses splitting. Kemudian dilakukan penentuan jenis kelamin embrio dengan masukkan larutan buffer ( TBE 1 x ) ke dalam alat elektoforesis yang telah dimasukkan agarose yang berisi DNA selama 30 menit. Hasil elektoforesis dapat dilihat dengan menggunakan sinar UV ( ultraviolet). Untuk embrio berjenis kelamin jantan akan terlihat dua band sedangkan untuk embrio yang betina terlihat satu band. Selanjutnya pada tahun ketiga dilakukan TE terhadap embrio hasil biopsy, splitting embrio dan sexing embrio/ penentuan jenis kelamin pada sapi resepien yang telah ditentukan untuk menghasilkan anak sapi kembar jantan. Variabel yang diamati pada penelitian tahun pertama yaitu: 1. Jumlah CL pasca superovulasi, 2. Jumlah embrio sapi Pesisir dan 3. Kualitas embrio sapi Pesisir hasil superovulasi. Sedangkan pada tahun kedua variabel yang diamati yaitu: 1. viabilitas embrio biopsy, 2. viabilitas embrio splitting, 3. efektifitas penentuan jenis kelamin dan 4. sex ratio jantan dan betina. Selanjutnya varibael yang diamati pada tahun ketiga yaitu: 1. persentase anak kembar sapi pesisir yang dihasilkan dari teknik biopsy dan splitting embrio pasca TE. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Luaran yang ditargetkan pada penelitian ini adalah teknologi tepat guna, publikasi ilmiah pada jurnal internasional, dan pemakalah dalam seminar nasional dan internasional.

Link Terkait