Pengaruh Vitamin D dan Polimorfisme Gen Vitamin D Reseptor Terhadap Outcome Kehamilan
Peneliti | dr. NUR INDRAWATY LIPOETO Ph.D |
Judul Penelitian | Pengaruh Vitamin D dan Polimorfisme Gen Vitamin D Reseptor Terhadap Outcome Kehamilan |
Tahun penelitian | 2018 |
Jenis Penelitian | Riset Murni |
Lokasi Penelitian | Sumatera Barat |
Status Penelitian | Sudah Selesai |
Abstrak
Defisiensi vitamin D merupakan masalah umum kesehatan masyarakat. Prevalensi kejadian defisiensi vitamin D semakin meningkat dan menjadi salah satu masalah utama saat ini. Kejadian ini ditemukan tidak hanya perempuan dewasa dan anak-anak, tetapi juga pada ibu hamil. Hal ini terjadi kemungkinan karena pengaruh Gayahidup, penilaian asupan makanan ibu hamil, polimorfisme gen yang berperan pada system metabolism dan sintesis vitamin D dalam tubuh. . Kurangnya kebutuhan Vitamin D dalam tubuh meningkatkan bayimemiliki risiko berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, apgar skor yang rendah, dan memicu preeklampsi pada ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil di Sumatera Barat memiliki prevalensi status kekurangan vitamin D tingkat berat sebesar 36.20%, defisiensi 46.60%, insufisiensi 14.70%, dan sufisiensi 2.60% pada awal kehamilan (TM 1) dari 232 subyek penelitian. Total terdapat 82.80% ibu hamil memiliki status kekurangan vitamin D yang berarti delapan dari sepuluh orang ibu hamil di sumatera berisiko untuk memiliki status kekurangan vitamin D dan hanya 2.60% yang memiliki status cukup vitamin D. namun, prevalensi angka kekurangan status vitamin D semakin menurun pada akhir kehamilan (TM 3). Dari 186 subyek yang masih bertahan sampai fase melahirkan menunjukkan angka penurunan menjadi 53.20% untuk status kekurangan vitamin D dan meningkat hingga 46.80% untuk status cukup vitamin D. Factor risiko yang berhubungan dengan kekurangan status defisiensi vitamin D di awal kehamilan adalah status tidak bekerja ibu hamil, status paritas kehamilan yang multipara, status rendahnya aktifitas di luar ruangan, dan riwayat tidak konsumsi suplemen sebelum kehamilan. Rasio ibu hamil di Sumatra Barat memiliki risiko kekurangan vitamin D di awal kehamilan meningkat sebesar delapan kali lipat pada ibu hamil yang memiliki status paritas kehamilan multipara, sepuluh kali lipat pada ibu hamil dengan status aktifitas di luar ruangan yang rendah, dan lima kali lipat pada ibu hamil dengan riwayat tidak konsumsi suplemen sebelum kehamilan. Tingginya prevalensi status kekurangan vitamin D ibu hamil di Sumatra Barat menjadi salah satu masalah gizi yang perlu diperhatikan. Rekomendasi dan kebijakan untuk mengurangi tingginya prevalensi perlu dilakukan oleh pemerintah guna memperbaiki kualitas gizi ibu hamil di Indonesia