Detail Penelitian

POTENSI TEKNOLOGI BIOPROSES DAN NANOTEKNOLOGI MENUJU PENCIPTAAN RANSUM KOMPLIT PLUS TERNAK SAPI POTONG BERBASIS BATANG KELAPA SAWIT


by Admin | 11 jam yang lalu | 161 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti Dr. Ir YETTI MARLIDA
Judul Penelitian POTENSI TEKNOLOGI BIOPROSES DAN NANOTEKNOLOGI MENUJU PENCIPTAAN RANSUM KOMPLIT PLUS TERNAK SAPI POTONG BERBASIS BATANG KELAPA SAWIT
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Murni
Lokasi Penelitian Sumatera Barat
Status Penelitian Sudah Selesai

Abstrak


Saat sekarang ini perubahan lahan produktif untuk hijauan makanan ternak telah mengalami peningkatan sehingga kebutuhan akan pakan ternak ruminansia semakin berkurang. Dengan melimpahnya limbah batang kelapa sawit peremajaan yang memiliki potensi baik dair segi kuantitas dan kualitas sangat memungkinkan dijadikan pakan ternak ruminansia akan tetapi terdapat faktor pembatas yaitu kandungan lignin yang cukup tinggi dimana lignin dapat mengikat selulosa dan hemiselulosa sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan kecernaan dan nilai nutrisi dari empelur batang kelapa sawit maka dilakukan pengolahan dengan salah satu cara yaitu cara amoniasi menggunakan urea. Amoniasi yang dihasilkan dalam proses hidrolisis urea dengan bantuan enzim urease akan terikat dalam jaringan dan dapat merenggangkan ikatan lignosellulosa dan lignohemisellulosa sehingga meningkatkan kandungan protein kasar dan kecernaan bahan (Komar, 1984). Akan tetapi, pengolahan saja ternyata belum memberikan hasil yang maksimal pada ternak, hal ini sesuai dengan pendapat (Zain et al, 2002), bahwa penggunaan pakan serat amoniasi sampai 100% pengganti rumput tidak dapat mendukung laju pertumbuhan ternak yang tinggi. Untuk mengoptimalkan pemanfataan batang kelapa sawit sebagai pakan ternak, maka teknologi pengolahan ini harus dipadu dengan usaha optimalisasi bioproses dalam rumen guna meningkatkan efisiensi fermentasi rumen dengan cara suplementasi Direct Fed Microbial (DFM). Direct-Fed Microbial (DFM) didefinisikan sebagai produk pakan yang berisi sumber mikroorganisme hidup (Brashears et al., 2005). Mikroorganisme yang biasa digunakan dalam DFM untuk ternak ruminansia meliputi genus Lactobacillus, Bifidobacterium, Enterococcus, Streptococcus, Bacillus, Saccharomyces, Aspergillus dan Propionibacterium. Suplementasi Direct Fed Microbial (DFM) guna meningkatkan kecernaan bahan pakan belum dapat maksimal memberikan pengaruh apabila mikronutrien yang sangat esensial untuk pertumbuhan mikroba rumen dan ternak itu sendiri sering diabaikan begitu saja seperti halnya trace mineral seperti I, Co, Cr, dan Se. Dimana mineral Co berperan sangat esensial dalam sintesis vitamin B12 oleh mikroba rumen karena Co merupakan komponen dalam pembentukan vitamin B12 yang nantinya vitamin B12 akan digunakan sebagai koenzim bagi pembentukan methylmalonyl CoA yang kemudian akan berperan dalam pembentukan asam lemak propionate (Tiffany dan Spears, 2005). Dengan berjalan normalnya pembentukan asam lemak propionate yang merupakan prekursor pembentukan daging maka secara langsung akan berpengaruh pada peningkatan performa ternak sapi potong

Link Terkait