Pemetaan Daerah Rawan Gerakan Tanah Lokasi : Kota Padang, Kab.Padang Pariaman Bagian Timur, Kabupaten Tanah Datar, kabupaten 50 kota, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok
Peneliti | TIM BIDANG GEOLOGI |
Judul Penelitian | Pemetaan Daerah Rawan Gerakan Tanah Lokasi : Kota Padang, Kab.Padang Pariaman Bagian Timur, Kabupaten Tanah Datar, kabupaten 50 kota, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok |
Tahun penelitian | 2013 |
Jenis Penelitian | Riset Murni |
Lokasi Penelitian | Sumatera Barat |
Status Penelitian | Sudah Selesai |
Abstrak
Jenis gerakan tanah yang umum terdapat di daerah pemetaan antara lain adalah longsoran. Penyebab gerakan tanah didaerah pemetaan adalah faktor alam (geologi dan curah hujan) dan faktor aktifitas manusia berupa penggalian/pemotongan sisi lereng bukit, vegetasi penutup yang amat kurang pada lahan bekas perladangan yang telah ditinggalkan, dan tataguna lahan yang tidak cocok dengan sifa fisik tanah dan batuan setempat. Secara umum sudut lereng yang lebih besar dari sudut lereng kritis sangat rawan terhadap gerakan tanah,secara lebih detil tergantung pada beberapa faktor lainnya seperti: tebal tanah pelapukan, vegetasi penutup, kegempaan, dan tataguna lahan setempat. Berdasakan hasil analisis akhir antara peta statistic dengan peta lapangan, maka daerah sepanjang jalur jalan bebas hambatan di daerah Kabupaten Padang Pariaman hingga Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya dapat dibagi menjadi 4 zona kerentanan gerakan tanah, yaitu: Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah, memiliki luas daerah penyebarannya ± 237,81907 Km^2 atau 17,08% dari seluruh daerah pemetaan tersebar mulai dari Lapai, Tabing, (Padang), Sungailatung, Duku, Buayan, Batang anai (Padang Pariaman), Batipuh, Tabat, Sipanjang (Tanah Datar). Zona kerentanan Gerakan Tanah Rendah, Memiliki luas daerah penyebarannya ± 206,78207? Km?^2 atau 14,85% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Damar, Tabing (Padang), Pisang, Muarokasang, Salisikan (Padang Pariaman), batugadang hingga Sungaijambu (Tanah Datar). Lererng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan batuan gunungapi dan terobosan terdiri dari Andesit Dari Gunung Marapi (Qama), aliran yang tak teruraikan (Qtau), Tuf Kristal yang telah Mengeras (QTt). Zona kerentanan Gerakan Tanah Menengah, memiliki luas daerah penyebarannya ±339,43850 Km^2 atau 24,38% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Sungaibuluh, Buayan, Lubukalung (Padang Pariaman), Pitalah (Tanah Datar). Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan batuan gunungapi dan terobosan yaitu aliran yang Tak Teruraikan (Qtau), satuan batuan metamorf yaitu anggota batugamping Formasi Kuantan (PCkl) Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi, Memilki luas daerah penyebarannya ±607,61262 ?km?^2 atau 43,64% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Gunungpadang (Padang), Buayan, Ladangsambilan, sekayankambak (Padang Pariaman), Sikaladi, Pitalah (Tanah datar). Meliputi ruas jalan mulai dari daerah Lolo hingga daerah Air dingin, dan ruas jalan mulai dari daerah Air Batumbuk hingga daerah Kayu Jao. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan batuan gunungapi dan terobosan seperti andesit dari Gunung Marapi (Qama), Aliran yang Tak teruraikan (Qtau), Batuan Granitik amiosen (Tmgr), satuan batuan metamorf seperti Anggota batugamping Formasi Kuantan (PCkl), Anggota Bawah Formasi Kuantan (PCkq). Kabupaten Tanah Datar : Jenis gerakan tanah yang umum terdapat didaerah pemetaan antara lain adalah longsoran Penyebab gerakan tanah didaerah pemetaan adalah faktor alam (geologi dan curah hujan) dan faktor aktifitas manusia berupa penggalian/pemotongan sisi lereng bukit, vegetasi penutup yang amat kurang pada lahan bekas perladangan yang telah ditinggalkan, dan tataguna lahan yang tidak cocok dengan sifat fisik tanah dan batuan setempat. Secara umum sudut lereng yang lebih besar dari sudut lereng kritis sangat rawan terhadap gerakan tanah, secara lebihdetil tergantung ada beberapa faktor lainnya seperti: tebal tanah pelapukan, vegetasi penutup, kegempaan dan tataguna lahan setempat. Berdasarkan hasil analisis akhir antara peta statistik dengan peta lapangan, maka daerah sepanjang jalur jalan bebas hambatan didaerah Kabupaten Padang Pariaman hingga Kabupaten tanah Datar dan sekitarnya dapat dibagi menjadi 4 zona kerentanan gerakan tanah, yaitu: Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah, memiliki luas daerah penyebarannya ±119,7348 Km^2 atau 9,82% dari seluruh daerah pemetaan tersebar mulai dari Batugadang, kandangsambilan, (Padang Pariaman), Ladanglaweh, Gunung, Batipuh, Tabat dan Tarok (Tanah Datar). Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah, memiliki luas daerah penyebarannya ±182,81964 ?km?^2 atau 14,96% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Anduring, Guguk (Padang Pariaman), Guguk, Sungaijambu, Kotohilang, Tarikagung, Salimpaung (Tanah Datar) hingga Sicincin (LimahpuluhKota). Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan batuan gunungapi dan terobosan terdiri dari Batuan Granitik Miosen (Tmgr), Andesit dari Gunung Singgalang dan Gunung Tandikat (Qast), Anggota Bawah Formasi Kuantan (PCkq), Gunung Marapi (Qama), Aliran yang Tak Teruraikan (QTau), dan Tuf batuapung (Qpt). Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah, Memiliki luas daerah penyebarannya ±452,42112 ?Km?^2 atau 37,02% dari seluruh daerah pemetaan,tersebar mulai dari Padangbungo, Ladanglaweh, Anduring, Lubuknapar (Padang Pariaman), A. Sirah, Sumpur, Talang, Sumani (Tanah Datar), Dalam. Sikabu-kabu, Limbukan (Limapuluh kota). Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan batuan gunungapi dan terobosan yaitu Batuan Granitik Miosen (Tmgr), Andesit dari Gunung Singgalang dan Gunung Tandikat (Qast), Gunung Marapi (Qama), Tuf batu apung (Qpt), Granit (g), Dasit Gunung Malintang (Qmag), Aliran yang tak teruraikan (Qtau), Satuan Batuan metamorf yaitu Anggota Batu gamping Formasi Kuantan (PCkl) Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi, Memiliki luas daerh penyebarannya ±467,00699 ?Km?^2 atau 38,21% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Batugadang, Ladangsambilan (Padang Pariaman), PadangLaweh, Sumagek, Galondang, Supayang, Lubukaur, barulak (Tanah Datar), hingga Batuhampar, Situjuh Banda Dalam (Limapuluhkota). Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan batuan sedimen yaitu formasi Brani (Tob), satuan batuan gunungapi dan terobosan seperti Tuf Batuapung(Qpt), dasit Gunung Malintang (Qamg), Andesit dari Gunug Marapi (Qama), Aliran yang Tak Teruraikan (QTau), batuan Granitik Miosen (Tmgr), satuan batuan metamorf seperti anggota batugamping Formasi Kuantan (PCkq) dan Anggota Filit dan Serpih Formasi Kuantan (PCks). Kabupaten50 Kota : Jenis gerakan tanah yang umum terdapat di daerah pemetaan antara lain adalah longsoran. Penyebab gerakan tanah di daerah pemetaan adalah faktor alam(geologi dan curah hujan) dan faktor aktifitas manusia berupa penggalian/pemotongan sisi lereng bukit, vegetasi penutup yang amat kurang pada lahan bekas perladangan yang telah ditinggalkan, dan tataguna lahan yang tidak cocok dengan sifat fisik tanah dan batuan setempat. Secara umum sudut lereng yang lebih besar dari sudut lereng kritis sangat rawan terhadap gerakan tanah, secara lebih detil tergantung pada beberapa faktor lainnya seperti: tebal tanah pelapukan, vegetasi penutup, kegempaan dan tataguna lahan setempat. Berdasarkan hasil analisis akhir antara peta statistic dengan peta lapangn, maka daerah sepanjang jalur jalan bebas hambatan di daerah Kabupaten Limapuluh Kota dan sekitarnya dapat dibagi menjadi 4 zona kerentanan gerakan tanah, yaitu: Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah, Memiliki luas daerah penyebarannya ±259,92132 ?Km?^2 atau 22,155 dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Sicincin, Airtabit, Tabekpanjang, Manggilang, batuhampar. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan batuan sedimen terdiri dari: Formasi Brani (Tob), Formasi Pematang (Tlpe), Formasi Bahorok (Pub), dan Formasi Kuantan (Puku); satuan batuan metamorf terdiri dari: Anggota Bawah Formasi Kuantan (PCkq); satuan batuan gunungapi dan terobosan terdiri dari: tuf Batuapung (Qpt), Formasi Gunungapi Kota Alam (Qtve), dan Batuan gunungapi minor yang tak teruraikan (QTv). Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah Memiliki luas daerah penyebarannya ±259,92132 Km^2 atau 22,15% dari seluruh daerah pemetaan tersebar mulai dari Sicincin, Airtabit, Tabekpanjang, Manggilang, Batuhampar. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapkan dari satuan batuan sedimen terdiri dari: Formasi Brani (Tob), Formasi Pematang (TIpe), Formasi Bahorok (Pub), dan Formasi Kuantan (Puku); satuan batuan metamorf terdiri dari: Tuf Batuapung (Qpt), Formasi Gunungapi Kota Alam (Qtve), dan Batuan gunungapi minor yang tak teruraikan (QTv) Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah, Memiliki luas daerah penyebarannya ± 408,39506 Km^2 atau 34,80% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Situjuh Bandadalam, Limbukan, Tambunijuk, ketinggian, Solokdamar, Sungaisirah, Tanjungpauh. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan batuan sedimen terdiri dari: Anggota Bawah Formasi Ombilin (Tmol), Formasi Telisa (Tmt), Formasi Sihapas (Tms), Formasi Brani (Tob), Formasi Pematang (TIpe), Formasi Bahorok (Pub), dan Fomasi Kuantan (PCkq); satuan batuan gunungapi dan terobosan teridiri dari: Tuf Batuapung (Qpt), Dasit Gunung Malintang (Qamg), dan Formasi Gunungapi Kota Alam (QTve). Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi, Memiliki luas daerah penyebarannya ± 310,17364 ?Km?^2 atau 26,43% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Tungkar, batuhampar, Tampang, Muaromahat. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan batuan sedimen terdiri dari: satuan batuan Sedimen terdiri dari Anggota Bawah Formasi Ombilin (Tmol), Formasi Telisa (Tms), Formasi Brani (Tob), Formasi pematang 9Tlpe), dan Formasi Kuantan (Puku); satuan batuan metamorf terdiri dari Anggota Filit dan Serpih Formasi Kuantan (PCks), dan Anggota Bawah Formasi Kuantan (PCkq); satuan batuan Gunugapi dan terobosan seperti Formasi Gunungapi Kota Alam (QTve), dan Andesit sampai Basal (Ta) Kabupaten Pesisir Selatan : Jenis gerakan tanah yang umum terdapat di daerah pemetaan umumnya berupa longsoran bahan rombakan. Penyebab gerakan tanah di daerah pemetaan adalah faktor alam (geologi dan curah hujan) dan faktor aktifitas manusia berupa penggalian/pemotongan sisi lereng bukit, vegetasi penutup yang amat kurang pada lahan bekas perladangan yang telah ditinggalkan, dan tataguna lahan yang tidak cocok dengan sifat fisik tanah dan batuan setempat. Secara umum sudut lereng yang lebih besar dari sudut lereng kritis sangat rawan terhadap gerakan tanah, secara lebih detil tergantung pada beberapa faktor lainnya seperti: tebal tanah pelapukan, vegetasi penutup, kegempaan dan tataguna lahan setempat. Berdasarkan hasil analisis akhir antara peta statistik dengan peta lapangan, maka daerah sepanjang jalur jalan Negara Kota Padang – Kabupaten Pesisir Selatan dan sekitarnya dapat dibagi menjadi 4 zona kerentanan gerakan tanah, yaitu: Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah, memiliki luas daerah penyebarannya ± 170,61567 Km^2 atau 18,14% dari seluruh daerah pemetaan tersebar mulai dari Batuang, Taluak kabuang, Sawah karambia, Sungai pisang, Barangan, Baruang-baruang balantai, Pasa Sungainyalo, Talawi, Carocok, Muaro gadang, Koto barapak, Pasar baru, Painan, Sapan, Pasa taluak, hingga Pasa taratak. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah, memiliki luas daerah penyebarannya ± 313,52222 ?Km?^2 atau 33,34% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Kotoluar, Jirak, Siguntur tuo, Solok kepujang, Muaro painan, Nunang, Palo banda. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan endapan permukaan terdiri dari: Alluvium (Qal); satuan endapan batuan gunungapi terdiri dari: Batuan Gunung api Asam yang Tak Terpisahkan (Qou); satuan endapan batuan intrusi terdiri dari: Granit (Tgr), Granit (Jgr); satuan endapan tektonik terdiri dari: Ultrabasa (Kub) Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah, memiliki luas daerah penyebarannya ± 381,48123 Km^2 atau 40,56% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Airmanis, Taratak, Sungai lundang, Air tarusan, Pasa Sungaipinang, Sungaitawar, Barangan, Pamukatan, Sungaibungin, Teluk dalam. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan endapan batuan metamorf terdiri dari: Batuan Gunungapi Asam yang Tak Terpisahkan (Qou), Batuan Gunungapi Oli-Miosen (Tomp); satuan endapan tektonik terdiri dari: Ultrabasa (Kub) Kabupaten Solok : Jenis gerakan tanah yang umum terdapat didaerah pemetaan umumnya berupa longsoran bahan rombakan. Penyebab gerakan tanah di daerah pemetaan adalah faktor alam (geologi dan curah hujan) dan faktor aktifitas manusia berupa penggalian/pemotongan sisi lereng bukit, vegetasi penutup yang amat kurang pada lahan bekas perladangan yang telah ditinggalkan, dan tataguna lahan yang tidak cocok dengan sifat fisik tanah dan batuan setempat. Secara umum sudut lereng yang lebih besar dari sudut lereng kritis sangata rawan terhadap gerakan tanah, secara lebih detil tergantung pada beberapa faktor lainnya seperti: tebal tanah pelapukan, vegetasi penutup, kegempaan dan tataguna lahan setempat. Berdasarkan hasil analisis akhir antara peta statistic dengan peta lapangan, maka daerah sepanjang jalur jalan Negara mulai dari Padang ke Kabupaten Solok menuju Singkarak hingga batas Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya dapat dibagi menjadi 4 zona kerentanan gerakan tanah, yaitu: Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah, memiliki luas daerah penyebarannya ± 65,93592 ?Km?^2 atau 13,39% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Gaduik, Lolokecil, Sungaisirah, kotoilalang, Sawahruntuh, Tanjungpaku, Gugukkecil, Simawang, Lurahdalam. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan endapan permukaan terdiri dari: Aluvium Sungai (Qal), Kipas Aluvium (Qf); satuan batuan sedimen terdiri dari: Anggota Bawah Formasi Ombilin (Tmol); satuan batuan metamorf terdiri dari: Anggota Batugamping Formasi Kuantan (PCks); dan satuan batuan gunungapi dan terobosan terdiri dari Andesit Gunung Talang (Qatg), Bahan Volkanik yang Tak Dipisahkan (QTt), Tuf Leburan (QTwt), Granit (g). Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah, memiliki luas daerah penyebarannya ± 472,73437 ?Km?^2 atau 50,85% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Indarung, Lubukselasih, Bandargadang, Gantungciri, Kotobaru, Sumani, Sulitair. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan endapan permukaan terdiri dari; Anggota Bawah Formasi Ombilin (Tmol), Formasi Sangkarewang (Tos), Formasi Brani (Tob); satuan batuan metamorf terdiri dari: Anggota Batusabakdan Serpih Formasi Tuhur (Trts), Anggota Batugamping Formasi Formasi Tuhur (Trtl), Anggota Filit dan Serpih Formasi Kuantan (PCks), Anggota Batugamping Formasi Kuantan (PCkl); satuan batuan gunungapi dan terobosan terdiri dari: Aliran yang Tak Teruraikan (QTau), Granit (g), Diorit Kuarsa (qp), Formasi Silungkjang (Ps). Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi, Memiliki luas daerah penyebarannya ± 266,48354 ?Km?^2 atau 28,67% dari seluruh daerah pemetaan, tersebar mulai dari Lubukperaku, Pakansinayan, Taratak, Airlasi, Berok, Sumagek, Singkarak, Parakpinang, Tanjungalai, batubajanjang, Rawang, Telagalawas, Ampang. Lereng pada umumnya dibentuk oleh tanah pelapukan dari satuan endapan permukaan terdiri dari: Kipas Aluvium (Qf); satuan batuan sedimen terdiri dari: Anggota Bawah Formasi Ombilin (Tmol), Formasi Sangkarewang (Tos), Formasi Brani (Tob); satuan batuan metamorf terdiri dari: Anggota Batusabak dan Serpih Formasi Tuhur (Trtl), Anggota Filit dan Serpih Formasi Kuantan (PCks), Anggota Batugamping Formasi kuantan (PCkl); satuan batuan gunungapi dan terobosan terdiri dari: Andesit Gunung Talang (Qatg), Aliran yang Tak Teruraikan (QTau), Andesit sampai Basal (Ta), Granit (g), Diorit Kuarsa (qp), Formasi Silungkjang (Ps).