Detail Penelitian

PENGEMBANGAN ELECTROMAGNETIC REGENERATIF SHOCK ABSORBER (ERSA) SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGY GETARAN PADA KENDARAAN


by Admin | 4 hari yang lalu | 149 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti Wanda Afnison, S.Pd., M.T.
Judul Penelitian PENGEMBANGAN ELECTROMAGNETIC REGENERATIF SHOCK ABSORBER (ERSA) SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGY GETARAN PADA KENDARAAN
Tahun penelitian 2018
Jenis Penelitian Riset Murni
Lokasi Penelitian Kota Padang
Status Penelitian Sudah Selesai

Abstrak


Perkembangan industri otomotif di Indonesia saat ini meningkat dengan pesat. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan bakar fosil, dimana jumlah kendaraan bermotor semakin banyak sedangkan ketersediaan bahan bakar fosil semakin menurun. Menurut penelitian Center for Energy, Transportation, and the Environment (CETE), kendaraan bermotor hanya menyalurkan 16% dari tenaga bahan bakar yang digunakan. Sisanya sebesar 62% menjadi engine losses sebagai panas dan getaran[1]. Salah satu cara meningkatkan efisiensi adalah dengan memanfaatkan energi yang terbuang yaitu , salah satunya adalah dengan memanfaatkan energi yang terdisipasi pada suspensi melalui konsep Regenerative Shock Absorber (RSA). Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu yang berjudul “Rancang Bangun Regenerative Shock Absorber Sebagai Alat Pemanen Energy Getaran Pada Kendaraan” pada skim PUPT yang didanai PNBP UNP 2017. Pada penelitian ini akan dilakukan optimasi desain yang berorientasi kepada peningkatan energy bangkitan dengan juga memperhatikan aspek kenyamanan berkendara yang mungkin mengalami perubahan akibat pemasangan mekanisme harvesting energy. Salah satu aspek perubahan terjadi pada jenis magnet yang digunakan yaitu magnet dengan tipe ring dengan jenis material neodymium. Dari hasil pengujian diperoleh perubahan nilai efficiency shock absorber setelah dilakukan pemasangan mekanisme ERSA sebesar 2%, kondisi ini sekaligus berdampak kepada ketidak samaan nilai redaman (dissymetri) redaman yang diperoleh sebesar 2 % untuk roda depan-belakang (kiri) dan (kanan). Dari segi voltase bangkitan diperoleh maksimum voltase bangkitan yang diperoleh adalah 25,600 mV. Berdasarkan data yang diperoleh memang perlu pengembangan yang lebih lanjut ERSA terutama pada aspek mekanisme electromagnetic untuk mengoptimalkan bangkitan energy listrik.

Link Terkait