Abstrak

---

Waduk PLTA Koto Panjang sebagian besar berada diKecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Lima Puluh Kota. Perubahan fisik di Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Lima Puluh Kota akibat keberadaan waduk tersebut, berdampak terhadap kondisi social dan budaya masyarakat. Dampak negative terlihat dari maraknya terjadi penyakit masyarakat (pekat) dan nilai-nilai sosial budaya yang ikut menghilang seperti rumah gadang, pandam pakuburan dan tanah ulayat kaum masyarakat yang sebagian terdapat di hutan yang berada di sekitar waduk. Di sisi lain dampak positif yang ditimbulkan terhadap kehidupan sosisial budaya masyarakat yaitu menambah wawasan masyarakat meluasnya kesempatan usaha dan lapangan pekerjaan, meningkatnya pendapatan masyarakat dan pembagian rumah layak huni bagi setiap kepala keluarga. Antisipasi timbulnya dampak negative tersebut, diperlukan keterlibatan / peranan pemerintah dan PLTA dalam penjagaan dan pelstarian daerah tangkapan air. Berdasarkan hasil FGD, diketahui bahwa kebijakan yang diperlukan oleh Pangkalan adalah (1) Larangan penggalian bahan galian C dalam skala besar, (2) Relokasi ke daerah lebih tinggi, (3) Jalur evakuasi dan pengerukan sungai dari hulu ke hilir, (4) Tanaman yang banyak ditanami masyarakat adalah tanaman sawit, karet, manggis, dan (9) ketersediaan informasi zonasi bencana banjir, dan (6) pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat nagari untuk meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat, sehingga masyarakat tidak bergantung pada sumberdaya alam dan lingkungan terjaga dengan baik. Oleh karena itu, pada tahapan berikutnya akan dilihat adalah bagimana mengembangkan model Arahan Kebijakan Pembangunan Berkelajutan pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang