Teknologi Perbanyakan Salak Melalui Organogenesis dan Evaluasi Keragaman Tanaman Pisang Yang Diperbanyak Secara In vitro
Peneliti | Ir. Rahayu Triatminingsih |
Judul Penelitian | Teknologi Perbanyakan Salak Melalui Organogenesis dan Evaluasi Keragaman Tanaman Pisang Yang Diperbanyak Secara In vitro |
Tahun penelitian | 2015 |
Jenis Penelitian | Riset Terapan |
Lokasi Penelitian | Sumatera Barat, Jawa Barat dan DIY |
Status Penelitian | Sudah Selesai |
Abstrak
Teknologi perbanyakan klonal melalui teknik kultur jaringan dapat diaplikasikan untuk mengatasi ketersediaan benih sehingga diperoleh benih yang seragam dan bermutu dalam skala besar. Regenerasi jaringan tanaman dari species yang satu dengan yang lain mempunyai kecepatan yang bervariasi. Sistem regenerasi tanaman melalui teknik kultur jaringan dapat dilakukan melalui sistem Embriogenesis Somatik atau sistem Organogenesis. Kegiatan penelitian kultur in vitro Salak dan pisang ini bertujuan untuk mendapatkan teknik sterilisasi eksplan anakan salak dan keragaan morfologis dan molekuler 4 kultivar pisang hasil kultur in vitro. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik sterilisasi yang terbaik pada penelitian ini adalah dengan cara P4. P4= Eksplan direndam dalam alkohol 70%, selama 30 detik dan dilanjutkan dengan air mengalir selama 15 menit, fungisida 2 gr/l selama 20 menit, bakterisida 20 menit, bilas dengan aquades steril tiga kali, NaClO 2.65 % selama 30 menit, HgCl 0.05% selama 3 menit. Setelah itu, eksplan dibilas dengan aquades steril tiga kali. Satu minggu sebelum anakan salak dipanen, dilakukan penyemprotan fungisida sebanyak 4 kali. Komposisi Media Inisiasi yang baik adalah 6 mgl-1 2-iP + 10 mgl-1 NAA (SPN5K), 0.06 mgl-1 Picloram + 5 mgl-1 BAP + 150 ml air kelapa (SPB1) dan 1 mgl-1 Picloram+ 5 mgl-1 BAP + 150 ml air kelapa (SPB2). Sampai dengan akhir tahun kegiatan penelitian belum semua kultivar disubkultur sampai subkultur ke 10, karena kondisi dan perkembangan setiap kultivar berbeda-beda. Ambon Hijau sudah sampai subkultur ke 10, dan Barangan sudah sampai subkultur ke 8, sedangkan Kepok Tanjung belum diperoleh data. Primer RAPD yang terpilih untuk mengetahui adanya perbedaan genotip planlet pisang hasil kultur jaringan adalah OPN-09, OPC-01 dan OPC-04. Secara genotip hasil analisis menunjukkan adanya penambahan atau pengurangan pita DNA pada produk PCRnya. Namun demikian apakah perbedaan pola pita DNA tersebut menyebabkan mutasi, masih harus dibuktikan di lapang. Oleh karena itu masih perlu dilanjutkan dengan pengujian pertumbuhan vegetatif maupun generatif benih pisang di lapang