Detail Penelitian

Peningkatan produktivitas padi sawah 25 % melalui IP padi 400


by Admin | 18 jam yang lalu | 293 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti beni
Judul Penelitian Peningkatan produktivitas padi sawah 25 % melalui IP padi 400
Tahun penelitian 2010
Jenis Penelitian Riset Terapan
Lokasi Penelitian pariaman
Status Penelitian Sudah Selesai

Abstrak


Peningkatan produksi beras merupakan program utama pemerintah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan beras, sejalan dengan pertambahan penduduk sebesar 1,46% per tahun. Beras selain merupakan makanan pokok lebih dari 95% rakyat Indonesia bercocok tanam padi, sehingga telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi 20 juta rumah tangga petani di pedesaan. Peningkatan produksi padi sawah irigasi akhir-akhir telah mengalami perlambatan (stagnan). Untuk daerah tropis, tingkat produktivitas padi sawah di Indonesia sebetulnya sudah hampir mencapai puncaknya/maksimal, sehingga upaya untuk meningkatkan produksi melalui peningkatan produktivitas sukar dilaksanakan. Untuk itu perlu dicari terobosan baru untuk mempertahankan kapasitas sistem produksi padi nacional. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah pengembangan Indek Pertanaman Padi (IP 400) guna meningkatkan produksi padi nasional tanpa memerlukan tambahan fasilitas irigasi. Pengkajian bertujuan mengembangan teknologi peningkatan produksi padi 25% per hektar/tahun melalui peningkatan indek pertanaman padi 400 di Kota Pariaman, Sumatera Barat. Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah dengan luas 1 ha yang ditanam 4 kali pertanaman (IP 400). Empat pola pertanaman yang diuji menggunakan varietas berumur genjah (IR 42, IR 66, Tukad Unda dan Cisokan) dan menggunakan varietas berumur sangat genjah (Inpari 12). Hasil pengkajian terlaksana untuk dua musim pertanaman dari empat musim pertanaman yang direncanakan, sehingga sasaran/tujuan, perkiraan keluaran (out put), perkiraan hasil (out come), perkiraan manfaat (benefit) dan perkiraan dampak (Inpact) tidak dapat ditentukan. Berdasarkan hasil dua musim tanam, hasil gabah tertinggi sebesar 12 t GKP/ha/tahun diperoleh pola pertanaman B dengan menggunakan varietas Inpari 12 dan Tukad Unda. Pola A, C dan D hanya menghasilkan gabah 5.3, 5.0, dan 4.7 t/ha/tahun akibat pertanaman MT 2 terserang berat oleh hama tikus dan burung. Hasil analisis usahatani, pola B memberikan keuntungan bersih Rp. 21,108,000.-dengan tingkat R/C 2.0, sehingga usahatani ini memberikan keuntungan 100% dari total investasi yang dikeluarkan. Perkembangan hama dan penyakit yang menonjol selama pertumbuhan tanaman adalah tingginya intensitas serangan hama tikus dan penyakit kerdil rumput. Produktivitas tanah selama dua musim pertanaman secara significant juga tidak berpengaruh terhadap penurunan dan peningkatan kandungan P dan K tanah.

Link Terkait