Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita dengan Indikator BB/TB di Puskesmas Lembah Binuang Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021
Peneliti | Neprianti |
Judul Penelitian | Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita dengan Indikator BB/TB di Puskesmas Lembah Binuang Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021 |
Tahun penelitian | 2021 |
Jenis Penelitian | Riset Terapan |
Lokasi Penelitian | Pasaman Barat |
Status Penelitian | Sudah Selesai |
Abstrak
Kualitas generasi bangsa yang sehat dan cerdas salah satunya ditemukan oleh pertumbuhan dan perkembangan pada periode emas. Di Indonesia status gizi dilihat dari indeks BB/TB pada tahun 2017 sebesar 2,8% sangat kurus dan 6,7% kurus. Hasil Riskesdas (2018) menyatakan bahwa ada sebanyak 17,7% balita memiliki Gizi balita kurus (BB/TB) sebanyak 195, balita pendek (TB/U) sebanyak 392, gizi kurang (BB/U) sebanyak 296 orang. Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor yang berhubungan dengan Status Gizi pada Balita dengan indikator BB/TB di Puskesmas Lembah Binuang Kabupaten Pasaman Barat tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study dengan teknik pengambilan sampel puprposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang memiliki balita usia 23-59 bulan berjumlah 653 dengan jumlah sampel 87 orang. Analisis data yang digunakan adalah dengan uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95 %. Hasil penelitian 57 responden (64,5%) memiliki usia berisiko. 46 responden (52,9%) mempunyai pengetahuan tinggi. 65 responden (74,7%) memiliki pendapatan dibawah UMR. 52 responden (59,8%) memiliki pola makan tidak baik. 79 responden (90,8%) memiliki status gizi normal. Uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia (p= 1,000), pendapatan (p=1,000) dan pola makan (p= 0,466) dengan status gizi. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status gizi balita di Puskesmas Lembah Binuang Kabupaten Pasaman Barat tahun 2021 (p=0,024) dengan OR 9,265. Dari hasil penelitian dapt disimpulkan bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi Balita. Untuk mencegah agar status gizi menjadi tetap normal maka diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak balita.