Abstrak

---

Rendahnya produktifitas karet salah satunya disebabkan penyakit Jamur Akar Putih (JAP). Pengendalian penyakit yang banyak dilakukan adalah dengan pestisida sintetis, tetapi tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Pestisida nabati berbahan sitronelal, geraniol, eugenol, katekin, dan agens hayati Rhizobacteria Indigenus Pseudomonas flouresen dan Bacillus spp telah banyak digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Potensi pestisida nabati dan agens hayati tersebut berpotensi untuk mengendalikan dan mengatasi penyakit Jamur Akar Putih. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi pemanfaatan produk formula pestisida nabati dan agens hayati yang dapat mengendalikan penyakit Jamur Akar Putih. Hasil penelitian secara in-vitro menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis formula pestisida nabati (8-12 mg/l) dan agens hayati (75 – 100 ml/l) semakin tinggi efektifitas menekan pertumbuhan koloni jamur pathogen JAP dengan daya kendali pestisida nabati 80,12 – 80,68% dan agens hayati 73,98 – 78,21 %. Hasil pengujian lapang menunjukkan kombinasi formula pestisida nabati (dosis 8-12 mg/l) dan agens hayati Pseudomonas flourescen dan Bacillus spp(dosis 75-100 ml/l) dapat mengendalikan penyakit JAP dengan menekan intensitas penyakit dari 65,55% menjadi 0-16,66%. Produk kombinasi formula pestisida nabati berbahan aktif sitronela, geraniol, eugenol dan katekin dengan dosis 8 dan 12 mg/l dengan agens hayati Pseudomonas flourescen PF55 dan Bcillus spp Bc 94 dengan dosis 75 -100ml/l merupakan produk formula pestisida nabati dan agens hayati terbaik dalam mengendalikan penyakit Jamur Akar Putih tanaman Karet.