PENGARUH OKSIGEN RENDAH DAN KARBON DIOKSIDA TINGGI TERHADAP KUALITAS BUAH PEPAYA MERAH DELIMA DALAM PENGEMBANGAN KEMASAN ATSMOSFIR TERMODIFIKASI PADA PENYIMPANAN SUHU RENDAH
Peneliti | KHANDRA FAHMY S.TP, M.P, Ph.D |
Judul Penelitian | PENGARUH OKSIGEN RENDAH DAN KARBON DIOKSIDA TINGGI TERHADAP KUALITAS BUAH PEPAYA MERAH DELIMA DALAM PENGEMBANGAN KEMASAN ATSMOSFIR TERMODIFIKASI PADA PENYIMPANAN SUHU RENDAH |
Tahun penelitian | 2019 |
Jenis Penelitian | Riset Murni |
Lokasi Penelitian | Sumatera Barat |
Status Penelitian | Sudah Selesai |
Abstrak
Penyimpanan pada suhu rendah atau dingin merupakan salah satu cara yang umum digunakan dalam mempertahankan kualitas produk segar selama proses penyimpanan dan rantai distribusi. Hal ini disebabkan oleh suhu rendah dapat memperlambat laju respirasi, produksi etilen, dan aktifitas fisiologis lainnya. Akan tetapi, terdapat beberapa komoditas yang sensitif terhadap suhu dingin, yang mana, bila disimpan pada suhu tersebut akan menyebabkan terjadinya kerusakan atau dikenal dengan istilah chilling injury. Kemasan atmosfir termodifikasi merupakan salah metoda yang dapat digunakan dalam mengatasi kerusakan dingin pada produk sensitive suhu dingin. Kemasan ini menciptakan kondisi atmosfir yang rendah O2 dan tinggi CO2 di dalam kemasan. Meskipun demikian, toleransi produk terhadap O2 rendah dan CO2 tinggi berbeda-beda tiap komoditas. Jika O2 di dalam kemasan terlalu rendah akan menyebabkan terjadinya respirasi anaerobik yang mengarah ke proses fementasi, sedangkan jika kosentrasi CO2 nya terlalu tinggi akan terjadi akumulasi acetaldehyde dan ethanol. Oleh karena itu, perlu ditentukan tolerasi produk terhadap O2 rendah dan CO2 tinggi dalam pengembangan kemasan atmosfir termodifikasi selama penyimpanan suhu rendah. Buah pepaya merah delima merupakan produk klimaterik yang sangat mudah rusak setelah panen terutama selama penyimpanan dan proses transportasi. Penyimpanan pada suhu dingin merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kualitasnya. Bagaimanapun juga, pepaya merupakan produk yang sensitive terhadap suhu dingin, dan akan mengalami kerusakan jika disimpan pada suhu tersebut. Penggunaan kemasan atmosfir termodifikasi diharapkan dapat menjaga kualitas buah pepaya selama penyimpanan dingin. Karena komposisi atmosfir yang rendah kosentrasi O2 dan tinggi kosentrasi CO2 di dalam kemasan dapat mengurangi gejala kerusakan dingin. Akan tetapi , tolerasi buah pepaya merah delima terhadap kosentrasi O2 rendah dan CO2 tinggi belum diketahui, sehingga perlu dilakukan investigasi pengaruh O2 rendah dan CO2 tinggi terhadap mutu buah papaya merah delima. Pada tahun kedua ini akan ditentukan pengaruh kosentrasi CO2 tinggi dalam mengurangi kerusakan dingin buah papaya merah delima selama penyimpanan suhu dingin. Kemudian, kosentrasi O2 rendah terbaik yang didapatkan pada tahun pertama dan kosentrasi CO2 tinggi terbaik hasil penelitian tahun kedua akan dikombinasikan untk melihat pengaruh dalam mengurangi kerusakan dingin. Perlakuan ini dilakukan karena kemasan atmosfir termodifikasi menciptakan kondisi atmosfir yang rendah kosentrasi O2 dan tinggi kosentrasi CO2. Buah pepaya disimpan pada berbagai kosentrasi CO2 tinggi, serta kombinasi antara O2 rendah dan CO2 tinggi pada suhu 10oC selama 16 hari. Setelah penyimpanan suhu 10oC buah papaya dipindahkan ke suhu penyimpanan 15oC dan suhu lingkungan untuk melihat gejala kerusakan dingin dengan mengamati perubahan susut bobot, warna kulit buah, kekerasan, dan total padatan terlarut. Disamping itu perubahan electrolyte leakage dan MDA konten yang merupakan indikator kerusakan sel membran karena chilling injury juga diamati. Dari hasil penelitian ini akan didapatkan toleransi buah pepaya merah delima terhadap O2 rendah dan CO2 tinggi pada penyimpanan suhu dingin. Toleransi ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar atau acuan dalam pengembangan kemasan atmsofir termodifikasi untuk penyimpanan buah pepaya pada suhu rendah. Dari nilai toleransi yang didapat akan memberikan informasi dalam pemilihan plastik kemasan yang tepat untuk penyimpanan buah pepaya merah delima yang dapat mencegah terjadinya kerusakan dingin selama penyimpanan dan proses transportasi. Penelitian ini telah diseminarkan pada