Abstrak

---

Negara Republik Indonesia terletak di daerah rawan bencana. Tingginya kerawanan Indonesia terhadap bencana karena posisi geografis Indonesia. Pada kondisi demikian tim forensik kedokteran bersama forensik odontologi sangat diperlukan untuk membantu dalam proses identifikasi korban, sehinga dibutuhkan metode tambahan untuk proses identifikasi. Pola rugae palatina pada suku Minang di wilayah Sumatera Barat akan bermanfaat untuk membantu identifikasi korban bencana alam menggunakan data sekunder yang ada dalam rongga mulut yang bersifat unisitas, individualitas, variabilitas, kekal, pesistensi, praktibilitas dan dapat diklasifikasikan. Target khusus penelitian ini adalah mencari model pola rugae palatina suku Minang dengan mengamati dan menganalisa pola rugae palatina sampel di tiga Kabupaten di Sumatera Barat ( Agam, 50 Kota, Tanah Datar ). Kabupaten tersebut diharapkan dapat mewakili karakteristik suku Minang dalam hal ini adalah pola rugae palatina, dikarenakan dari sejarah suku Minang ketiga kabupaten ini adalah tempat pertama penyebaran suku Minang. Metode pencapaiannya adalah dengan melakukan pencetakan rahang atas responden dan melakukan pengamatan serta analisa pada bentuk dan ukuran dari rugae palatina yang terdapat di rahang atas responden tersebut. Setelah didapatkan gambaran pola rugae dari semua responden menggunakan klasifikasi bentuk dan ukuran rugae , dilakukan analisa terhadap pola tersebut dan dibandingkan untuk mendapatkan gambaran rugae yang paling menggambarkan suku Minang. Sehingga model pola rugae palatina dapat digunakan sebagai data sekunder dalam identifikasi korban bencana khusus di Wilayah Sumatera Barat.