Abstrak

---

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah diakui keberadaannya oleh dunia. Hal ini didukung oleh masuknya Batik Indonesia dalam daftar UNESCO Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity pada Tanggal 2 Oktober 2009. Pasca dikukuhkannya batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO, minat masyarakat terhadap kain batik semakin meningkat dan industri batik dalam negeri juga menunjukkan perkembangannya. Dahulu batik hanya digunakan sebagai pakaian yang identik dengan acara-acara resmi seperti rapat, dan pesta pernikahan. Namun, kini batik berkembang menjadi pakaian yang dapat digunakan pada acara formal maupun nonformal. Bahkan dalam Peraturan Menteri No. 53 tahun 2009, batik ditetapkan sebagai salah satu pakaian dinas harian bagi pegawai negeri sipil di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Hal tersebut cenderung mendorong konsumen, khususnya konsumen Indonesia untuk berperan aktif mengenakan batik sebagai bukti cinta warisan budaya Indonesia. Salah satu jenis Batik yang berasal dari Sumatera Barat adalah Batik Tanah Liek. Rendahnya popularitas batik tanah liek menunjukkan rendahnya kecenderungan masyarakat memilih produk ini. Hal ini yang mengakibatkan penjualan batik tanah liek di daerah Sumatera Barat masih terbilang rendah. Disamping itu, murahnya harga batik tiruan dari China dan kurangnya kesadaran untuk mematenkan motif batik menjadi tantangan bagi industri batik lokal, khususnya batik tanah liek. Pemerintah maupun pelaku industri batik tanah liek perlu merancang strategi agar peminat batik tanah liek meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pengaruh dimensi-dimensi inovasi produk (product feature innovation, product packaging innovation, dan product uniqueness innovation) dan daya saing produk terhadap minat konsumen di kota Padang membeli produk Batik Tanah Liek