Abstrak

---

Sektor bangunan merupakan konsumen terbesar yang mengambil bagian sekurangnya 15% dari konsumsi total energi nasional. Konsumsi ini akan terus mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya jumlah bangunan dan kemajuan teknologi informasi. Disamping itu, sektor bangunan bertanggungjawab sekurangnya sepertiga dari pencemaran udara di dunia melalui emisi gas efek rumah kaca. Oleh karena itu, perbaikan performa bangunan melalui sebuah konsep terpadu perlu dikembangkan untuk melakukan penghematan energi, mitigasi dampak lingkungan dan meningkatkan kenyamanan dan kemudahan penghuni. Aspek penting lainnya yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan konsep bangunan adalah potensi kebencanaan pada lokasi setempat. Indonesia memiliki resiko tinggi terhadap gempa dengan intensitas pertahun 1200 kali dengan skala diatas 4 Ritcher yang berpotensi menimbulkan korban jiwa. Banyaknya korban jiwa akibat gempa disebabkan oleh kondisi bangunan yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa 95 % bangunan rumah di Kota Padang tidak terencana dengan baik sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan konsep smart home untuk daerah beriklim tropis, yang kompetitif dari segi ekonomi (biaya investasi dan perawatan), rendah konsumsi energi, nyaman bagi penghuni, penggunaan sistem otomasi, memanfaatkan energi terbarukan sebagai alternatif sumber energi, ramah lingkungan dan memberikan rasa aman yang maksimal bagi penghuni meskipun berada di zona merah gempa. Pengembangan konsep ini juga mempertimbangkan dampak perubahan iklim akibat dari pemanasan global, potensi energi terbarukan dan potensi kebencanaan didaerah setempat. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan konsep rumah ideal masa depan « smart home » yang aplikatif untuk seluruh wilayah Indonesia, dengan memperhatikan kondisi dan kearifan lokal terutama pada lokasi rawan gempa.