Abstrak

---

Perilaku LGBT sangat memprihatinkan karena menargetkan kaum remaja. Ketika remaja sudah menjadi target penyebarannya, maka peran pendidikan khususnya mata pelajaran Sosiologi sangat penting demi membentengi peserta didik agar tidak menjadi korban perilaku menyimpang. Fenomena LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) menjadi isu yang paling menonjol belakang ini. Perkembangan fenomena tersebut telah masuk pada tahap yang mengkhawatirkan. Keadaan ini membuat semakin rentannya posisi anak baik sebagai korban maupun sebagai pelaku. Dalam rangka mengantisipasi dan mengendalikan berkembangnya perilaku LGBT di Sumatera Barat maka dipandang perlu melibatkan Institusi pendidikan untuk melakukan rekayasa sosial. Guru sebagai salah satu agent of change yang dipandang berpengaruh menanamkan nilai-nilai baik yang akan membentuk karakter dan berdampak pada adaptasi sosial Rekayasa sosial (social engineering) adalah serangkaian tindakan sistematis untuk melakukan perubahan sosial. Dimulai dari membaca dan memahami realitas sosial, kemudian melakukan perubahan sosial. Penelitian ini padatahap awal mendeskripsikan sikap dan respon Guru di Sumatera Barat terhadap perilaku LGBT. Kemudian akan dirumuskan strategi rekayasa sosial yang dapat dilakukan oleh institusi pendidikan yang akan melahirkan inovasi rekayasa sosial dalam sebuah draft model rekayasa sosial yang terwujud dalam bahan ajar yang daapt digunakan oleh guru khususnya materi nilai, norma, interasi sosial dan sosialisasi agar dapat dipergunakan oleh guru pada institusi pendidikan dalam mengantisipasi fenomena LGBT di Sumatera Barat