Detail Penelitian

Determinan Kejadian Abortus di RSUD Sijunjung Tahun 2021


by Admin | 10 hari yang lalu | 55 Dilihat | Kategori : Kesehatan

Detail Penelitian
Peneliti Windy Dwi Pilly Rahmeylia
Judul Penelitian Determinan Kejadian Abortus di RSUD Sijunjung Tahun 2021
Tahun penelitian 2021
Jenis Penelitian Riset Terapan
Lokasi Penelitian Sijunjung
Status Penelitian Sudah Selesai

Abstrak


Abortus merupakan salah satu masalah kesehatan menimbulkan angka kesakitan dan kematian ibu yang tinggi. Data dari beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan, pasangan punya resiko 15% untuk mengalami keguguran lagi sedangkan bila pernah 2 kali, resikonya akan meningkat 25%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Determinan Kejadian Abortus di RSUD Sijunjung tahun 2021. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2021 di RSUD Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Dengan desain case kontrol Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang dirawat diruang kebidanan 45 orang dengan sampel diperoleh dengan menggunakan total sampling. Uji yang digunakan adalah uji Chi- square. Hasil penelitian yaitu sebanyak 48 (53,3%) memiliki pendidikan yang rendah, 66 (73,3%) tidak bekerja. 61 (67,8%) memiliki usia yang tidak berisiko. 62 (68,9%) tidak menderita anemia, 65 orang (72,2%) memiliki paritas yang resiko tinggi 62 orang (68,9%) memiliki riwayat abortus sebanyak 1 kali. Hasil statistic menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan (p=0,833), pekerjaan (p=0,475), kejadian anemia (p=0,255). Ada hubungan antara Usia (p = 0,024 : OR = 3,200), paritas (p = 0,019: OR = 3,619). Riwayat abortus (p = 0,0005 ; OR = 11,714). Disimpulkan riwayat abortus merupakan factor yang paling berhubungan. Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil terutama dalam melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mencegah resiko abortus. bisa memberikan edukasi kesehatan yang lebih maksimal kepada ibu hamil dan melakukan deteksi dini pada saat ANC serta memberikan pemantauan yang lebih intensif khususnya pada ibu hamil yang berisiko mengalami kejadian abortus.

Link Terkait